Selasa, 03 Desember 2013

SEORANG KOMPOSER BESAR PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA DI BIDANG KESENIAN “ISMAIL MARZUKI”

ISMAIL MARZUKI


  




Ismail Marzuki adalah seorang komponis besar Indonesia yang semasa hidupnya sudah menciptakan lebih dari 200 buah lagu. Diantaranya lagu Sepasang Mata BolaRayuan Pulau kelapaIndonesia Pusaka, dan lain-lain. Namanya diabadikan sebagai nama pusat kesenian di Jakarta, yaitu Taman Ismail Marzuki (TIM).




 

Sebagai komponis, dia dikenal produktif dan pandai melahirkan karya-karya yang mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat. Dalam bermusik, dia mempunyai kebebasan berekspresi, leluasa bergerak dari satu jenis aliran musik ke aliran musik lain, ia juga mempunyai kemampuan menangkap inspirasi lagunya dengan beragam tema.

Keterpesonaan Ismail Marzuki pada sisi-sisi romantisme masa perjuangan melahirkan lagu-lagu bertema cinta dan perjuangan. Meskipun lagu-lagu karyanya tampak sederhana, syairnya sangat kuat, melodius, dan punya nilai keabadian.

Lagu-lagunya yang bertemakan cinta hingga sekarang masih tetap hidup dan disukai tua dan muda seperti sepasang mata bola, selendang sutra, melati di tapal batas, aryati, janagan ditanya kemana aku pergi, payung fantasi, sabda alam,kopral jono, dan sersan mayorku.

Gelar pahlawan nasional dianugerahkan kepadanya bersama lima putra terbaik bangsa indonesia lainnya, yakni Maskoen Soemadireja, Andi Mappanyukki, Raja Ali Haji, KH. Achmad Ri’fai, dan Gatot Mangkoepradja. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugrahkan dalam rangkaian peringatan hari pahlawan 10 November di istana negara rabu 10 November 2004.

Ismail Marzuki memang seorang komponis besar yang sampai saat ini boleh belum jadi belum ada yang dapat menggantikannya. Karena itu, memang sudah layak diberikan penghormatan padanya sebagai pahlawan nasional. Karya-karya Ismail Marzuki memang kaya,baik soal melodi maupun liriknya. Ia juga menciptakan lagu dengan berbagai macam warna,salah satunya keroncong,dianataranya Bandung Selatan Di Waktu Malam dan Pahlawan Muda

Ismail Marzuki atau Bang Maing adalah putra Betawi asli. Lahir di Kwitang, Jakarta pada 11 Mei 1914. Sejak kecil ia tidak banyak menerima kasih saying sang ibu, karena ibunya meninggal ketika ia berusia tiga bulan. Sedangkan kakak kandungnya bernama Anie Haminah yang umurnya berbeda sekitar sebelas tahun.

Ismail Marzuki menempuh pendidikan di HIS Idenburg, Menteng sampai tamat kelas 7, dilanjutkan ke MULO di jalan Menjangan, Jakarta. Saat itu ia dibelikan ayahnya alat musik seperti harmonika, mandolin, dan lain-lain. Dengan alat musik itu ia bermain musik dan menciptakan lagu. Lagu pertamanya berjudul O Sarinah yang ia ciptakan saat berusia 17 tahun.

Dengan bekal ijazah MULO dan lancar berbahasa Inggris dan Belanda ia diterima bekerja di Socony Servie Station. Tetapi ia tidak lama bekerja disana. Ismail kemudian bekerja di perusahaan dagang KK Nies, yang menjual alat-alat musik dan merekam piringan hitam. Ia senang bekerja disana karena bisa menyalurkan bakatnya dalam bidang musik.

Sejak usia muda Ismail Marzuki sudah menguasai berbagai alat musik. Sekitar tahun 1936 Ismail Marzuki bergabung dengan perkumpulan orkes Lief Java pimpinan Hugo Dumas. Disanalah kemampuannya meningkat pesat. Ia sangat kreatif mengaransemen lagu beragam genre, lagu-lagu Barat, irama keroncong, maupun langgam Melayu. Ia yang pertama memperkenalkan instrument akordean kedalam langgam Melayu sebagai pengganti harmonium pompa.

Sejak itu ia memperoleh kesempatan tampil dalam siaran Nederlands Indische Omroap Maatschapij dan tidak pernah meninggalkan dunia radio. Kegiatannya lebih banyak menggubah dan mengaransemen lagu-lagu. Saat pendengar radio meminta Lief java menyiarkan lagu-lagu Hawaii juga, maka dibentuk sebuah Band Hawaiian dengan nama Sweet Java Islander yang diisi oleh Ismail Marzuki, Victor Tobing, Hasan Basri, Pek De Rosario,dan Hardjomuljo.

Karya-karya Ismail Marzuki pertama mulai direkam ke piringan hitam pada 1937 yang disambut hangat oleh para penggemar musik. Diantara lagu yang direkam antara lain O SarinahAli Baba Rumba, dan Olhe Lheu Dari Kotaradja. Setahun kemudian Ismail Marzuki mengisi suara dalam film Terang Bulanyang diperankan oleh Rd. Muchtar dalam lagu Duduk Termenung, karena bintang film itu tidak sanggup menyanyikannya. Kesuksesan di dunia film membuatnya diundang ke Malaysia dan Singapura dalam serangkaian pementasan. 

Salah satu lagu yang ia ciptakan pada 1939 berjudul Als De Orchideen Bloeien, sangat memikat hati penggemar di seluruh tanah air bahkan hingga ke negeri Belanda. Pemancar Radio Hilversium, Nederland, sering menyiarkan lagu itu atas permintaan pendengar. 

Pada masa penjajahan Jepang ia melakukan perlawanan dengan caranya sendiri melalui lagu. Ia menggubah lagu Bisikan Tanah Air serta lagu Indonesia Pusaka. Ia pernah dipanggil oleh Kenpetai untuk dimintai penjelasan saat lagu itu disiarkan secara luas di radio. Ia juga membuat lagu perjuangan untuk Peta (Pembela Tanah Air), yaitu mars Gagah Perwira. Lagu Rayuan Pulau Kelapa ia ciptakan tahun 1944. Ia tidak sendiri, karena komposer lain seperti Cornel Simandjuntak membuat lagu yang menggugah semangat, Maju Tak Gentar, dan Kusbini membuat lagu yang membangkitkan perasaan Bagimu Negeri. 

Ismail Marzuki selam ini diyakini sebagian besar masyarakat indonesia sebagai pencipta lagu Halo-Halo Bandung yang terkenal. Lagu tersebut menggambarkan besarnya semangat rakyat Bandung dalam peristiwa Bandung lautan api. Namun sebenarnya siapa pencipta lagu tersebut yang sebenarnya masih diperdebatkan oleh sebagian masyarakat Indonesia.

Ismail Marzuki menikah pada 1940 dengan Eulis Zuraidah. Sampai akhir hayatnya Ismail Marzuki tidak dikaruniai anak. Tetapi ia memiliki seorang anak angkat bernama Rachmi Aziah.

Pada tahun 1956 Ismail Marzuki jatuh sakit. Lagu terakhir yang ia ciptakan yang dibuat pada masa sakit berjudul Inikah bahagia? Pada tanggal 25 Mei 1958 di Jakarta, Ismail Marzuki meninggal dunia di usia 44 tahun.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar