Selasa, 03 Desember 2013

SEORANG KOMPOSER BESAR PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA DI BIDANG KESENIAN “ISMAIL MARZUKI”

ISMAIL MARZUKI


  




Ismail Marzuki adalah seorang komponis besar Indonesia yang semasa hidupnya sudah menciptakan lebih dari 200 buah lagu. Diantaranya lagu Sepasang Mata BolaRayuan Pulau kelapaIndonesia Pusaka, dan lain-lain. Namanya diabadikan sebagai nama pusat kesenian di Jakarta, yaitu Taman Ismail Marzuki (TIM).




 

Sebagai komponis, dia dikenal produktif dan pandai melahirkan karya-karya yang mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat. Dalam bermusik, dia mempunyai kebebasan berekspresi, leluasa bergerak dari satu jenis aliran musik ke aliran musik lain, ia juga mempunyai kemampuan menangkap inspirasi lagunya dengan beragam tema.

Keterpesonaan Ismail Marzuki pada sisi-sisi romantisme masa perjuangan melahirkan lagu-lagu bertema cinta dan perjuangan. Meskipun lagu-lagu karyanya tampak sederhana, syairnya sangat kuat, melodius, dan punya nilai keabadian.

Lagu-lagunya yang bertemakan cinta hingga sekarang masih tetap hidup dan disukai tua dan muda seperti sepasang mata bola, selendang sutra, melati di tapal batas, aryati, janagan ditanya kemana aku pergi, payung fantasi, sabda alam,kopral jono, dan sersan mayorku.

Gelar pahlawan nasional dianugerahkan kepadanya bersama lima putra terbaik bangsa indonesia lainnya, yakni Maskoen Soemadireja, Andi Mappanyukki, Raja Ali Haji, KH. Achmad Ri’fai, dan Gatot Mangkoepradja. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugrahkan dalam rangkaian peringatan hari pahlawan 10 November di istana negara rabu 10 November 2004.

Ismail Marzuki memang seorang komponis besar yang sampai saat ini boleh belum jadi belum ada yang dapat menggantikannya. Karena itu, memang sudah layak diberikan penghormatan padanya sebagai pahlawan nasional. Karya-karya Ismail Marzuki memang kaya,baik soal melodi maupun liriknya. Ia juga menciptakan lagu dengan berbagai macam warna,salah satunya keroncong,dianataranya Bandung Selatan Di Waktu Malam dan Pahlawan Muda

Ismail Marzuki atau Bang Maing adalah putra Betawi asli. Lahir di Kwitang, Jakarta pada 11 Mei 1914. Sejak kecil ia tidak banyak menerima kasih saying sang ibu, karena ibunya meninggal ketika ia berusia tiga bulan. Sedangkan kakak kandungnya bernama Anie Haminah yang umurnya berbeda sekitar sebelas tahun.

Ismail Marzuki menempuh pendidikan di HIS Idenburg, Menteng sampai tamat kelas 7, dilanjutkan ke MULO di jalan Menjangan, Jakarta. Saat itu ia dibelikan ayahnya alat musik seperti harmonika, mandolin, dan lain-lain. Dengan alat musik itu ia bermain musik dan menciptakan lagu. Lagu pertamanya berjudul O Sarinah yang ia ciptakan saat berusia 17 tahun.

Dengan bekal ijazah MULO dan lancar berbahasa Inggris dan Belanda ia diterima bekerja di Socony Servie Station. Tetapi ia tidak lama bekerja disana. Ismail kemudian bekerja di perusahaan dagang KK Nies, yang menjual alat-alat musik dan merekam piringan hitam. Ia senang bekerja disana karena bisa menyalurkan bakatnya dalam bidang musik.

Sejak usia muda Ismail Marzuki sudah menguasai berbagai alat musik. Sekitar tahun 1936 Ismail Marzuki bergabung dengan perkumpulan orkes Lief Java pimpinan Hugo Dumas. Disanalah kemampuannya meningkat pesat. Ia sangat kreatif mengaransemen lagu beragam genre, lagu-lagu Barat, irama keroncong, maupun langgam Melayu. Ia yang pertama memperkenalkan instrument akordean kedalam langgam Melayu sebagai pengganti harmonium pompa.

Sejak itu ia memperoleh kesempatan tampil dalam siaran Nederlands Indische Omroap Maatschapij dan tidak pernah meninggalkan dunia radio. Kegiatannya lebih banyak menggubah dan mengaransemen lagu-lagu. Saat pendengar radio meminta Lief java menyiarkan lagu-lagu Hawaii juga, maka dibentuk sebuah Band Hawaiian dengan nama Sweet Java Islander yang diisi oleh Ismail Marzuki, Victor Tobing, Hasan Basri, Pek De Rosario,dan Hardjomuljo.

Karya-karya Ismail Marzuki pertama mulai direkam ke piringan hitam pada 1937 yang disambut hangat oleh para penggemar musik. Diantara lagu yang direkam antara lain O SarinahAli Baba Rumba, dan Olhe Lheu Dari Kotaradja. Setahun kemudian Ismail Marzuki mengisi suara dalam film Terang Bulanyang diperankan oleh Rd. Muchtar dalam lagu Duduk Termenung, karena bintang film itu tidak sanggup menyanyikannya. Kesuksesan di dunia film membuatnya diundang ke Malaysia dan Singapura dalam serangkaian pementasan. 

Salah satu lagu yang ia ciptakan pada 1939 berjudul Als De Orchideen Bloeien, sangat memikat hati penggemar di seluruh tanah air bahkan hingga ke negeri Belanda. Pemancar Radio Hilversium, Nederland, sering menyiarkan lagu itu atas permintaan pendengar. 

Pada masa penjajahan Jepang ia melakukan perlawanan dengan caranya sendiri melalui lagu. Ia menggubah lagu Bisikan Tanah Air serta lagu Indonesia Pusaka. Ia pernah dipanggil oleh Kenpetai untuk dimintai penjelasan saat lagu itu disiarkan secara luas di radio. Ia juga membuat lagu perjuangan untuk Peta (Pembela Tanah Air), yaitu mars Gagah Perwira. Lagu Rayuan Pulau Kelapa ia ciptakan tahun 1944. Ia tidak sendiri, karena komposer lain seperti Cornel Simandjuntak membuat lagu yang menggugah semangat, Maju Tak Gentar, dan Kusbini membuat lagu yang membangkitkan perasaan Bagimu Negeri. 

Ismail Marzuki selam ini diyakini sebagian besar masyarakat indonesia sebagai pencipta lagu Halo-Halo Bandung yang terkenal. Lagu tersebut menggambarkan besarnya semangat rakyat Bandung dalam peristiwa Bandung lautan api. Namun sebenarnya siapa pencipta lagu tersebut yang sebenarnya masih diperdebatkan oleh sebagian masyarakat Indonesia.

Ismail Marzuki menikah pada 1940 dengan Eulis Zuraidah. Sampai akhir hayatnya Ismail Marzuki tidak dikaruniai anak. Tetapi ia memiliki seorang anak angkat bernama Rachmi Aziah.

Pada tahun 1956 Ismail Marzuki jatuh sakit. Lagu terakhir yang ia ciptakan yang dibuat pada masa sakit berjudul Inikah bahagia? Pada tanggal 25 Mei 1958 di Jakarta, Ismail Marzuki meninggal dunia di usia 44 tahun.



Minggu, 20 Oktober 2013

sumpah pemuda





Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan bukti otentik bahwa Bangsa Indonesia telah lahir dan juga merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu.

Berikut ulasan dan beberapa ulasan tentang sumpah pemuda.

Teks Sumpah Pemuda

Mungkin beberapa dari kita ada yang gak hafal sama sumpah pemuda, hayo ngaku aja dah:)
berukut isi teksnya:

SOEMPAH PEMOEDA

Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928

Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di
Waltervreden (sekarang Jakarta) tepatnya di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie Kong Liong.

Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Catatan :
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya"
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.

Patung Pemuda Membangun
Patung Pemuda Membangun yang terletak di bundaran air mancur Senayan dibuat oleh team pematung yang tergabung dalam Biro ISA (Insinyur Seniman Arsitektur) di bawah pimpinan Imam Supardi. Penanggung jawab pelaksanaan adalah Munir Pamuncak. Banyak yang tidak mengenal nama patung ini, beberapa bahkan menyebutnya dengan patung ‘pizza-man’ karena seperti orang yang sedang membawa pizza.





Patung ini dibuat dari bahan beton bertulang dengan dicor dengan adukan semen dan bagian luarnya dilapisi dengan bahan teraso. Pekerjaan dimulai pada bulan Juli 1971 dan selesai diresmikan pada bulan Maret 1972. Rencana semula peresmiannya akan dilaksanakan pada acara peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1971, namun pada saat itu penyelesaian patung belum siap sehingga mengalami keterlambatan beberapa bulan.

Patung Pemuda Membangun menggambarkan seorang pemuda dengan semangat menyala-nyala membawa obor. Menurut keterangan pematungnya, Munir Pamuncak, perwujudan patung ini ditekankan pada ekspresi gerak. Dari jauh patung ini terlihat hampir tidak berbusana, namun justru inilah yang ditonjolkan ditonjolkan oleh sang pematung, yaitu ekspresi gerak dari tokoh pemuda yang ditekankan sehingga nampak nyata guratan-guratan urat daging sang pemuda. Makna obor di atas adalah sebagai alat penerang dan artinya secara filosofis adalah untuk menerangi hati yang gelap. Pemuda hendaknya mengambil peranan secara aktif dalam pembangunan. Pertisipasi pemuda dalam pembangunan dangat diperlukan karena di tangan pemuda-lah terletak hari depan suatu bangsa.

Tujuan yang ingin dicapai dengan manifestasi patung ini adalah untuk mendorong semangat membangun yang pada hakekatnya harus dilakukan oleh para pemuda atau orang-orang yang berjiwa muda, maka patung ini diberi nama Patung Pemuda Membangun.

Museum Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda adalah sebuah museum sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang berada di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat dan dikelola oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Museum ini dibuka untuk umum, setiap hari Selasa sampai dengan Jumat dari pukul 08.00 hingga 15.00 UTC+7, setiap Sabtu dan Minggu pada pukul 08.00—14.00 WIB, dan setiap hari Senin dan hari besar nasional, museum ini ditutup untuk umum.



Museum ini memiliki koleksi foto dan benda-benda yang berhubungan dengan sejarah Sumpah Pemuda 1928, serta kegiatan-kegiatan dalam pergerakan nasional kepemudaan Indonesia. Museum Sumpah Pemuda ini didirikan berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta pada tahun 1972 dan menjadi benda cagar budaya nasional.

Semoga perayaan hari sumpah pemuda bukan hanya acara seremonial saja, tapi bisa membangkitkan semangat pemuda Indonesia untuk bisa membangun negeri ini lebih baik.(berbagai sumber)

bahasa sebagai alat pemersatu

Di dalam kehidupan, kita tidak terlepas dengan yang namanya bahasa, karena bahasa merupakan alat komunikasi. Terlebih bahasa adalah hal yang terbaik dalam menunjukkan identitas kultur suatu bangsa. Bahasa Indonesia, simbol kesatuan bangsa, pengikat tali persaudaraan bangsa, dan pemersatu di antara keanekaragman bangsa. Bahasa Indonesia, tanda persatuan bangsa dari sabang sampai marauke wujud keseragaman bangsa yang selalu di hormati, dihargai, dan dihayati keberadaannya.
Asal mula bahasa Indonesia diambil dari bahasa melayu karena bahasa Melayu memiliki kekuatan untuk merangkul kepentingan bersama sehingga untuk dipakai di Nusantara. persebarannya juga luas karena bahasa Melayu dihidupi oleh para pelaut pengembara dan saudagar yang merantau ke mana-mana. Bahasa itu adalah bahasa perhubungan yang berabad-abad tumbuh di kalangan penduduk Asia Selatan selain itu bahasa melayu merupakan bahasa yang mudah dipelajari.
Dari sudut pandang linguistik ,bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa melayu abad ke-19 dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan. Kemudian di Kongres Pemuda I tahun 1926, bahasa Melayu menjadi wacana untuk dikembangakan sebagai bahasa dan sastra Indonesia. sejak awal abad ke-20 Penamaan Pada Kongres Pemuda II 1928, diikrarkan bahasa persatuan Indonesia dalam Sumpah Pemuda Kami putra dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah harta bangsa, yang akan selalu dijaga keberadaannya. Lantas masihkah kita akan terus peduli untuk menjaga harta bangsa ini ditengah maraknya hembusan gairah mempelajari bahasa asing di zaman modernisasi ini, penyerapan budaya asing sangat mudah terserap, dengan demikian maka perlu adanya penyaringan terhadap budaya asing yang akan dianggap sebagai nilai yang pantas atau tidak pantas bagi bangsa Indonesia.
Mempelajari bahasa asing bukanlah sebuah hal yang dilarang, tetapi pada kenyataannya kita memang perlu mengetahuinya. Pengetahuan itu jangan sampai menjadikan bahasa persatuan bangsa Indonesia tersisihkan oleh bahasa asing. Akan tetapi, buatlah segala apa yang kita ketahui membentuk pola yang sempurna dalam mengenal dunia di zaman globalisasi saat ini. Bahasa Indonesia tidak akan hancur maupun sirna, tapi akan terus ada selama anak bangsa menghormati keberadaannya, melestarikan, dan menjaga keutuhan simbol persatuan bangsa.
Sejak dikumandangkannya Sumpah Pemuda pada Konggres Pemuda II, Bahasa Indonesia menjadi alat pemersatu bangsa kita dan sekaligus alat perjuangan untuk mencapai kemerdekaan yang efektif. Moh. Yamin sebagai penggagas saat itu memandang perlunya sebuah bahasa yang dapat dipakai sebagai identitas, alat komunikasi yang dipahami oleh sebagian besar bangsa di Indonesia. Sebuah alat menyatukan perjuangan melawan ketidak-adilan.
Berasal dari Bahasa Melayu Riau dalam berbagai ragam bahasa melayu yang akhirnya terpakai dengan nama Bahasa Indonesia. Hanya ada dua bahasa menurut Moh. Yamin yang mempunyai latar belakang yang kuat untuk dijadikan bahasa persatuan. Bahasa Jawa dengan kerumitan tingkatannya tetapi banyak dipakai oleh banyak orang dan Bahasa Melayu yang sederhana karena tidak mengenal tingkatan tetapi hanya dipakai oleh sebagian kecil masyarakat.
Pemimpin bangsa pada waktu itu memang tengah benar-benar mengesampingkan sebuah kepentingan pribadi, golongan dan daerah untuk kepentingan bersama yang lebih besar. Menyadari benar bahwa secara geografis keberadaan Indonesia terdiri dari bermacam nusa terpisah-pisah oleh lautan yang luas (panjang pantai 81.000 km² atau hampir ¼ panjang pantai di dunia). Ada 17.504 pulau (9.634 belum diberi nama dan 6.000 tidak berpenghuni). Indonesia memiliki suku bangsa yang terbanyak di dunia. Yaitu terdapat lebih dari 740 suku bangsa atau etnis. Dengan bahasa daerah 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk. Kondisi yang menjadikan sebuah kerentanan terhadap perpecahan perjuangan terbentang lebar. Dan tentu saja penjajah akan menjadi kian lama bercokol di bumi nusantara. Oleh karena diperlukan alat pemersatu dalam berjuang.
Begitu tepat guna para pejuang kemerdekaan menjadikan bahasa sebagai alat perjuangan. Sehingga 17 tahun sesudah Konggres Pemuda II, Bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaannya sebagai bangsa yang pertama kali merdeka usai perang dunia II. Dan tidak dalam waktu yang lama, sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan, Bahasa Indonesia disyahkan dalam UUD 45 sebagai Bahasa Negara. Bukan seperti bangsa lain yang kebanyakan mewarisi bahasa yang dipakai penjajahnya. Meski pada saat itu bangsa kita sudah banyak yang menguasai Bahasa Belanda. Tetapi tidak ada wacana sedikitpun untuk memakai Bahasa Belanda sebagai identitas bangsa.
Era kemerdekaan ini fungsi Bahasa sebagai alat permesatu dan identitas bangsa kian terkikis. Keadaan yang justru terkesan terbalik dengan era perjuangan dahulu. Tidak mengherankan jika aroma persatuan tidak muncul. Bangsa kita menjadi tidak terlihat sebagai bangsa Indonesia sendiri karena bahasa Indonesia yang tersisih. Berbagai peristiwa akibat perbedaan menjadi sering terjadi. Seharusnya bangsa kita akan lebih bisa menggunakan alat persatuan ini, untuk menyatukan semua elemen bangsa dalam situasi tanpa cengkraman penjajah.
Pemakaian bahasa asing atau bahasa prokem menjadi tidak terbendung. Bahasa-bahasa ini tumbuh mendahului Bahasa Indonesia yang berjalan di tempat. Kamus dan karya sastra dengan bahasa prokem laku terjual laris di pasaran. Menunjukan gambaran kaum muda, generasi bangsa kita lebih terbawa arus gaya dan gengsi. Takut dikatakan kuno dan ketinggalan, mereka terus mengikuti perkembangan bahasa prokem tetapi tidak mengikuti perkembangan bahasa Indonesia. Karya sastra bahasa Indonesia tersimpan rapat tanpa ada yang membacanya.
Media televisi juga sepertinya menjadi daya dukung yang besar dalam hal ini. Banyak dari figur masyarakat yang berprofesi artis mengeluarkan istilah-istilah yang merancu pada bahasa baku. Artis-artis berdarah keturunan atau pribumi yang tidak lancar berbahasa Indonesia ditiru segala tata bahasa atau dialeknya. Kadang tidak bisa dimengerti arti yang diucapkan tetapi dianggap baik. Bahasa Indonesia carut-marut masuk dalam sisi kehidupan kita setiap menit di setiap hari kita.
Agaknya memang gejala ini tidak hanya terjadi pada generasi muda kita. Para pemimpin bangsa kita pun sekarang sudah banyak membawa pengaruh kearah berbahasa yang semrawut. Istilah-istilah asing yang sulit kita mengerti sering diperdengarkan. Sepertinya banyak dari mereka terjebak anggapan bahwa penguasaan bahasa asing adalah cerminan dari intelektual seseorang. Sehingga mereka lebih sering memperlihatkan kecermerlangan otak mereka dengan mencampur bahasa Indonesia dengan istilah-istilah bahasa Asing.
Tidak berhenti sampai di situ saja di dalam dunia kerja, banyak sekali lowongan-lowongan pekerjaan yang mencantumkan ketentuan-ketentuan yang lebih mengedepankan penguasaan bahasa asing daripada bahasa Indonesia. Kenapa.? Apakah bahasa Asing lebih mencerminkan isi otak dan kehidupan berbangsa.? Apakah untuk kemajuan perusahaan lebih ditentukan oleh seorang yang menguasai bahasa asing atau seorang yang mempunyai nasionalisme dengan memakai bahasa Indonesia.?
Pertanyaan-pertanyaam di atas mungkin sama dengan pertanyaan sebagian besar bangsa kita. Jarang penguasaan bahasa Indonesia itu dikedepankan dalam syarat dan ketentuan lapangan kerja. Dan pengusaha pribumi sepertinya juga latah dengan menerapkan hal yang sama pada perusahaannya. Sarjana yang mempunyai kesempatan belajar di luar menjadi diburu tanpa melihat nasib identitas bangsa dalam berbahasa.
Tidak dipungkiri jika era global menjadikan semua segala pengaruh budaya dari luar mudah untuk masuk diserap oleh elemen bangsa ini. Tidak terkecuali dengan bahasa Indonesia. Proses penyerapan memang diperlukan untuk memperkaya istilah yang tidak cukup terwakilkan dengan tepat dalam bahasa Indonesia. Tetapi selama itu masih bisa memakai bahasa Indonesia kenapa harus memakai bahasa asing. Dan jika alat pemersatu ini terus kita pelihara dan kita pakai dengan benar maka ia juga akan berfungsi dengan baik. Tidak tersisihkan dari kehidupan berbangsa kita.

Sumber :

1. http://sosbud.kompasiana.com/2012/09/24/bahasa-indonesia-alat-persatuan-yang-tersisihkan/

2. https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:ELH32HhMLnwJ:pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/blog/attachments/463/Maklh_Semnas_Dies_UNS_XXXIV.doc+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESjjdnzqd18udM2d0TI5tSXYGGkhcPIZL54z3pGlw7Cv1plufQzRPONlJxv_HFDU4c3Y9wNgpWqPskQPs_0baTqnmhzF40FzIfYjNdUk_cXuqhIW3-9oRVwgVKTCqeUXFi4pkRhL&sig=AHIEtbT-rKb9rrDsL6se9WVE9leX-mDu5Q

3. http://www.mpr.go.id/berita/read/2012/10/15/11314/martin-hutabarat-bahasa-indonesia-merupakan-bahasa-persatuan

Kamis, 13 Juni 2013

game online

GAME ONLINE


Permainan online(Online Games) adalah jenis permainan komputer yang memanfaatkan jaringan komputer (LAN atau internet), sebagai medianya. Biasanya permainan game online disediakan sebagai tambahan layanan dari perusahaan penyedia jasa online, atau dapat diakses langsung melalui sistem yang disediakan dari perusahaan yang menyediakan permainan tersebut.
Menurut Andrew Rollings dan Ernest Adams, permainan game online lebih tepat disebut sebagai sebuah teknologi, dibandingkan sebagai sebuah genre permainan; sebuah mekanisme untuk menghubungkan pemain bersama, dibandingkan pola tertentu dalam sebuah permainan (Rolling & Adams, 2006: 770)
Permainan game online terdiri dari banyak jenis, dari mulai permainan  berbasis teks hingga permainan yang menggunakan grafik kompleks dan membentuk dunia virtual yang ditempati oleh banyak pemain sekaligus.
Dalam permainan game online, ada dua unsur utama, yaitu server dan client. Server melakukan administrasi permainan dan menghubungkan client, sedangkan client adalah pengguna permainan yang memakai kemampuan server.
Permainan game online bisa disebut sebagai bagian dari aktivitas sosial karena pemain bisa saling berinteraksi secara virtual dan seringkali menciptakan komunitas maya.

Sejarah Permainan game online

Permainan game online dimulai sejak tahun 1969, ketika permainan untuk dua orang dikembangkan dengan tujuan awal untuk pendidikan. Kemudian pada awal tahun 1970, sebuah sistem dengan kemampuan time-sharing, yang disebut Plato, diciptakan untuk memudahkan siswa belajar secara online, di mana beberapa pengguna dapat mengakses komputer secara bersamaan menurut waktu yang diperlukan. Dua tahun kemudian, muncul Plato IV dengan kemampuan grafik baru, yang digunakan untuk menciptakan permainan untuk banyak pemain (multiplayer games)
Permainan game online benar-benar mengalami perkembangan setelah tahun 1995, pembatasan NSFNET (National Science Foundation Network) dihapuskan, membuat akses ke domain lengkap dari internet. Kesuksesan moneter menghampiri perusahaan-perusahaan yang meluncurkan permainan ini, sehingga persaingan mulai tumbuh dan menjadikan permainan game online semakin berkembang hingga hari ini.

Permainan game online di Indonesia

Permainan game online mulai muncul di Indonesia pada tahun 2001, dengan diluncurkannya Nexia Online, sebuah permainan RPG keluaran BolehGame dengan grafik sederhana berbasis 2D. Nexia hanya membutuhkan spesifikasi komputer yang cukup kecil, bahkan bisa dimainkan di Pentium 2 dengan minimal grafik 3D. Permainan keluaran Korea ini berhasil memperkenalkan bermain game dan chat pertama di Indonesia. Sayangnya, permainan ini ditutup pada tahun 2004 karena lisensi yang tidak diperpanjang. Semenjak itu, dunia permainan game online di Indonesia semakin berkembang dengan masuknya beberapa provider game baru, seperti Redmoon (2002), Laghaim pada awal 2003, Ragnarok online (RO) pada pertengahan 2003, dan Gunbound pada tahun 2004.
Ragnarok online (RO) merupakan salah satu permainan game online yang menghebohkan di ranah dunia permainan game online Indonesia. Permainan yang keluar pada bulan mei tahun 2003 ini, memang telah dinantikan kedatangannya dengan penuh antusiasme dari banyak gamer, dan telah lebih dulu mem-booming di ranah mancanegara. Permainan ini langsung diserbu oleh banyak orang dan berhasil membuat permainan game online mencapai titik puncak penggunaan hingga sempat membuat koneksi internet Indonesia kacau karena bandwith yang tersedia pada saat itu belum memadai
Sementara permainan Gunbound merupakan permainan game online bergenre action pertama di Indonesia dan merupakan permainan game online pertama yang menganut sistem Item Mall, di mana pemain dapat membeli item atau avatar untuk menghias karakter mereka dalam permainan tersebut. Pembelian item melalui voucher yang diterbitkan oleh BolehGame. Permainan ini juga merupakan permainan game online yang bersifat gratis pertama di Indonesia, di mana pemain tidak harus membayar atau membeli voucher untuk memainkannya (kecuali untuk membeli item tambahan).
Seiring dengan meningkatnya kuantitas pemain permainan game online di Indonesia, tidak mengherankan jika komunitas maya akibat permainan game online pun cukup menjamur. Biasanya komunitas ini terbentuk karena sering berinteraksi dalam sebuah permainan, dan kemudian bermain bersama. Selain bertemu di ranah virtual, suatu komunitas biasanya melakukan gathering atau pertemuan anggota pada waktu-waktu tertentu.

Tipe Permainan game online

Berdasarkan Jenis Permainan

  • Massively Multiplayer Online First-person shooter games'''(MMOFPS)
Permainan ini mengambil pandangan orang pertama sehingga seolah-olah pemain berada dalam permainan tersebut dalam sudut pandang tokoh karakter yang dimainkan, di mana setiap tokoh memiliki kemampuan yang berbeda dalam tingkat akurasi, refleks, dan lainnya. Permainan ini dapat melibatkan banyak orang dan biasanya permainan ini mengambil setting peperangan dengan senjata-senjata militer. Contoh permainan jenis ini antara lain counter strike, call of duty, point blank, quake, Blood, Unreal.
  • Massively Multiplayer Online Real-time strategy games'''(MMORTS)
Permainan jenis ini menekankan kepada kehebatan strategi pemainnya. Permainan ini memiliki ciri khas di mana pemain harus mengelola suatu dunia maya dan mengatur strategi dalam waktu apapun. Dalam RTS, tema permainan bisa berupa sejarah (misalnya seri age of empires), fantasi (misalnya warcraft), dan fiksi ilmiah (misalnya star wars)
  • Massively Multiplayer Online Role-playing games'''(MMORPG)
Sebuah permainan di mana pemainnya memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama. RPG biasanya lebih mengarah ke kolaborasi sosial daripada kompetisi. Pada umumnya dalam RPG, para pemain tergabung dalam satu kelompok. Contoh dari genre permainan ini Ragnarok Online,The Lord of the Rings Online: Shadows of Angmar, final fantasy, DotA.
  • Cross-platform online play
Jenis permainan yang dapat dimainkan secara online dengan perangkat yang berbeda. Saat ini mesin permainan konsol (console games) mulai berkembang menjadi seperti komputer yang dilengkapi dengan jaringan sumber terbuka (open source networks), seperti dreamcast, playstation 2, dan xbox yang memiliki fungsi online. misalnya Need for Speed Underground, yang dapat dimainkan secara online dari PC maupun xbox 360.
  • Massively Multiplayer Online Browser Game
Permainan yang dimainkan pada peramban seperti mozilla firefox, opera, atau internet explore. Sebuah permainan game online sederhana dengan pemain tunggal dapat dimainkan dengan peramban melalui HTML dan teknologi scripting HTML (java script, ASP, PHP, My SQL). Perkembangan teknologi grafik berbasis web seperti Flash dan java menghasilkan permainan yang dikenal dengan "Flash games" atau "Java games" yang menjadi sangat populer. Permainan sederhana seperti pac-man bahkan dibuat ulang menggunakan pengaya (plugin) pada sebuah halaman web. Browser games yang baru menggunakan teknologi web seperti ajax yang memungkinkan adanya interaksi multiplayer.
  • Simulation games
Permainan jenis ini bertujuan untuk memberi pengalaman melalui simulasi. Ada beberapa jenis permainan simulasi, di antaranya life-simulation games, construction and management simulation games, dan vehicle simulation. Pada life-simulation games, pemain bertanggung jawab atas sebuah tokoh atau karakter dan memenuhi kebutuhan tokoh selayaknya kehidupan nyata, namun dalam ranah virtual. Karakter memiliki kebutuhan dan kehidupan layaknya manusia, seperti kegiatan bekerja, bersosialisasi, makan, belanja, dan sebagainya. Biasanya, karakter ini hidup dalam sebuah dunia virtual yang dipenuhi oleh karakter-karakter yang dimainkan pemain lainnya. Contoh permainannya adalah second life.
  • Massively multiplayer online games (MMOG)
Pemain bermain dalam dunia yang skalanya besar (>100 pemain), di mana setiap pemain dapat berinteraksi langsung seperti halnya dunia nyata. MMOG muncul seiring dengan perkembangan akses internet broadband di negara maju, sehingga memungkinkan ratusan, bahkan ribuan pemain untuk bermain bersama-sama. MMOG sendiri memiliki banyak jenis seperti:
  • MMORPG (Massively Multiplayer Online Role-Playing Game)
  • MMORTS (Massively Multiplayer Online Real-Time Strategy)
  • MMOFPS (Massively Multiplayer Online First-Person Shooter)
  • MMOSG (Massively Multiplayer Online Social Game)

Berdasarkan Grafis

  • 2 Dimensi (2D)
Permainan yang mengadopsi teknologi ini biasanya termasuk permainan yang ringan dan tidak membebani sistem. Kelemahan permainan ini adalah kualitas gambar yang kurang enak dilihat jika dibandingkan dengan permainan 3D. Permainan game online pada umumnya sekarang mengadopsi teknologi 2,5D di mana karakter yang dimainkan berbentuk 2D, namun dengan lingkungan yang sudah mengadopsi 3D.
  • 3 Dimensi (3D)
Permainan bertipe 3D memiliki grafik yang lebih baik dalam penggambaran sehingga mirip dengan realita. Biasanya dalam permainan dengan grafik 3D memiliki sudut pandang hingga 360 derajat sehingga kita bisa melihat secara keseluruhan dunia dalam permainan tersebut. Akan tetapi, spesifikasi komputer yang dibutuhkan dalam permainan 3D cukup tinggi.

Berdasarkan Cara Pembayaran

  • Pay to Play
Jenis permainan di mana pemain harus membayar sejumlah uang untuk bermain. Beberapa permainan dapat di-install atau dimainkan secara gratis, namun jika pemain ingin menaikkan level dengan cepat atau membeli barang (item) langka pada permainan, maka pemain harus membayar sejumlah uang, misalnya Gunbound, Ragnarok online, dan Ghost Online. Beberapa permainan lainnya membebankan pemain dengan biaya langganan untuk mendapatkan layanan mereka, seperti pada permainan Lineage II dan Final fantasi XI.
  • Free to Play
Jenis permainan ini tidak membebankan pemain dengan biaya apapun, sehingga dapat dimainkan langsung secara cuma-cuma. Permainan free to play misalnya Subspace,Travian, Terra, dan crossfire. Ada pula permainan free to play yang diselingi oleh iklan, baik di dalam permainan atau pop-up, seperti permainan Anarchy Online.

Aturan Permainan Game online

Permainan game online biasanya diikat dengan semacam peraturan yang disebut End User License Agreement (EULA). Konsekuensi yang didapat apabila melanggar perjanjian tersebut bervariasi sesuai dengan kontrak, mulai dari peringatan hingga penghentian. Misalnya, pada permainan second Life, di mana pemain akan diberi peringatan, suspensi, bahkan pemutusan keanggotaan, apabila pemain melanggar perjanjian. Penegakan EULA sedikit sulit, karena tingginya biaya yang dibutuhkan untuk melakukan intervensi manusia serta hasil yang kecil terhadap perusahaan, sehingga EULA hanya menguntungkan bagi permainan-permainan berskala besar.

Dampak Permainan Game online

Dampak Positif

  • Melalui jaringan internet, memungkinkan pemain untuk melakukan sosialisasi virtual tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bukan hal langka lagi ketika seorang pemain permainan game online menjalin hubungan pertemanan bahkan pernikahan yang bermula dari bermain game online bersama.
  • Permainan game online seringkali menuntut pemainnya untuk menyusun strategi dalam waktu singkat sehingga permainan yang tepat dapat melatih respon dan kecepatan berpikir seseorang. Hasil penelitian University of Rochester di New York, Amerika menyebutkan bahwa para pemain memiliki fokus yang lebih terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya, jika dibandingkan dengan mereka-mereka yang jarang main game, apalagi yang tidak main sama sekali.
  • Permainan game online jika dimanfaatkan dapat membuka peluang bisnis dan lahan mandapatkan penghasilan tambahan. Misalnya saja dengan menjadi pengusaha game centre, berjualan voucher permainan, atau bahkan melakukan transaksi jual beli melalui permainan.

Dampak Negatif

  • Sosialisasi fisik berkurang, karena pemain lebih banyak menghabiskan waktu untuk bersosialisasi di dunia maya.
  • Permainan game online dimainkan melalui komputer, yang mengeluarkan spektrum cahaya yang dapat merusak mata jika dipandangi terus-menerus tanpa istirahat.
  • Beberapa permainan game online memerlukan biaya untuk memainkannya, misalnya dalam kategori permainan pay-to-play atau sekedar biaya penyewaan komputer di warnet atau game centre. Apabila tidak diorganisir dengan baik, permainan game online dapat menghabiskan biaya cukup besar.
  • Permainan game online dapat mengacaukan manajemen waktu jika tidak diatur dengan baik. Banyak kasus di mana pemain yang kecanduan permainan game online bermain hingga lupa waktu dan melalaikan segala tanggung jawab dan pekerjaannya di dunia nyata, seperti bolos sekolah.

perilaku dosen

PERILAKU DOSEN




Pengantar

Dalam organisasi apapun, kegiatan penilaian kinerja atau unjuk kerja dari setiap
karyawan merupakan kegiatan yang umum dilakukan. Demikian pula dalam organisasi
pendidikan tinggi, baik yang berbentuk universitas, institut, maupun sekolah tinggi.
Secara umum, Penilaian Kinerja adalah proses dimana organisasi mengevaluasi
performa atau kinerja karyawan dengan tujuan untuk meningkatkannya (Noe,
Hollenbeck, Gerhart, & Wright, 2000; Werther & Davis, 1996).
Istilah lain yang digunakan untuk penilaian kinerja adalah Penimbangan Karya,
yaitu: proses penilaian dari ciri-ciri kepribadian, perilaku kerja, dan hasil kerja seorang
tenaga kerja atau karyawan (pekerja dan manajer), yang dianggap menunjang unjuk
kerjanya, yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan
tentang tindakan-tindakan di bidang ketenagakerjaan (Munandar, 2001).
Di dalam organisasi pendidikan tinggi, evaluasi dosen merupakan cara untuk
mengetahui pengaruh pengajaran dosen terhadap mahasiswa (Ramsden, 1992).
Evaluasi dosen meliputi kegiatan mengumpulkan informasi mengenai bagaimana
dosen melakukan pekerjaan, menginterpretasi informasi, dan membuat penilaian
mengenai tindakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
Evaluasi dosen merupakan proses analitis yang intrinsik dalam pengajaran yang
baik. Dengan kata lain, evaluasi dosen merupakan suatu kesatuan dalam kegiatan
belajar-mengajar yang baik (good teaching). Pengajaran yang baik membantu
mahasiswa untuk mencapai pembelajaran berkualitas baik (high quality learning).
Kualitas pengajaran dan standar akademik perlu untuk selalu dievaluasi dan
ditingkatkan karena pendidikan tinggi merupakan kegiatan yang mahal.


Pengajaran yang baik merupakan hal yang rumit, sangat individual, berkaitan
dengan materi. Namun, evaluasi terhadap pengajaran tetap dapat dilakukan dalam
kaitannya dengan penilaian efektivitas pengajaran dan menggunakannya untuk
meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. Pada dasarnya, evaluasi dosen
digunakan untuk berbagai hal, antara lain: (1) mengidentifikasi kontribusi dosen dalam
pencapaian tujuan program studi/fakultas, dan (2) menilai kebutuhan dosen akan
bimbingan dan pelatihan dalam bidang pengajaran.
Namun pada kenyataannya, evaluasi dosen kadang tidak efektif karena evaluasi
dosen sekedar menjadi kegiatan administratif, tidak diumpanbalikkan, terlalu dikaitkan
dengan hukuman dan imbalan ekstrinsik yang justru menurunkan motivasi dosen untuk
mengajar dengan baik.

Tujuan penilaian kinerja

Penilaian kinerja, pada umumnya memiliki tiga tujuan utama, yaitu: tujuan
administratif, tujuan pengembangan karyawan, serta tujuan strategis. Tujuan
administratif adalah untuk : peningkatan gaji, promosi, pemberian penghargaan,
pemutusan hubungan kerja. Tujuan pengembangan karyawan berkaitan dengan:
konseling dan bimbingan, serta pelatihan dan pengembangan. Adapun tujuan
strategis dari penilaian kinerja adalah untuk: menilai apakah karakteristik, perilaku,
dan hasil kerja karyawan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi, mendiagnosa
masalah-masalah organisasi, serta mengabsahkan tes yang digunakan dalam seleksi
karyawan. Sampai sekarang ini, pada umumnya penilaian kinerja digunakan untuk
mencapai tujuan administratif dan pengembangan karyawan

Tujuan Evaluasi Dosen

Dalam institusi pendidikan tinggi, evaluasi dosen juga memiliki tiga tujuan di
atas. Namun secara lebih khusus, tujuan evaluasi dosen adalah untuk: (1)
Meningkatkan kualitas pengajaran, (2) Mengembangkan diri dosen, (3) Meningkatkan
kepuasan mahasiswa terhadap pengajaran, (4) Meningkatkan kepuasan kerja dosen, (5)
Mencapai tujuan program studi/fakultas/universitas, serta (6) Meningkatkan penilaian
masyarakat terhadap fakultas/universitas.

Karakteristik alat penilaian kinerja yang baik

Untuk dapat melakukan penilaian kinerja secara tepat, alat penilaian kinerja yang
digunakan haruslah merupakan alat penilaian yang baik, yaitu memiliki karakteristik
berikut :
(1) Valid: mengukur apa yang hendak diukur
(2) Reliabel: dapat diandalkan, mengukur secara konsisten
(3) Praktis: alat sudah tersedia, masuk akal, dann dapat diterima oleh orang yang
menggunakannya
(4) Relevan: alat merefleksikan kriteria dari kinerja
(5) Diskriminatif: alat dapat membedakan kinerja dari karyawan yang berbeda
(6) Adil: alat bebas dari bias jender dan minoritas, serta memberikan penilaian yang
sesuai dengan apa yang ditampilkan.

Apa yang dinilai dan Teknik Penilaian Kinerja

Pada umumnya, penilaian kinerja dilakukan terhadap hasil kerja, perilaku kerja,
serta karakteristik kepribadian. Cara yang digunakan untuk melakukan penilaian
terhadap hasil kerja menggunakan management by Objective (MBO). Untuk dapat
mengukur hasil kerja setiap karyawan, pada awal tahun kerja atau awal semester akan
ditetapkan terlebih dahulu target kerja yang akan dicapai oleh setiap karyawan.
Kemudian pada akhir tahun atau akhir semester, target kerja tersebut akan dinilai untuk
melihat apakah hasil kerja yang telah dicapai oleh karyawan sesuai dengan target yang
telah ditetapkan.
Penilaian terhadap perilaku kerja dilakukan dengan: Critical Indicents
Method, Behaviorally Anchored Rating Scales (BARS), Behavioral Observation Scale
(BOS), serta Behavioral Checklist. Adapun penilaian terhadap karakteristik pribadi
dilakukan dengan menggunakan Grafic Rating Scales.
Dari ketiga cara penilaian di atas, yang umumnya digunakan oleh organisasi
adalah grafic rating scales dengan alasan kemudahan saja. Karakteristik pribadi yang
kadang digunakan untuk dinilai adalah: ketelitian, ketekunan, kemampuan
bekerjasama, serta kepemimpinan.

Penilaian kinerja dosen:

Berdasarkan pengamatan penulisan, umumnya penilaian kinerja dosen dilakukan
dengan menggunakan Behavioral Checklist, yaitu: penilaian berdasarkan rating skala
penilaian, yang mirip dengan grafic rating scales.

Siapa yang melakukan penilaian?

Pada dasarnya, penilaian kinerja karyawan dapat dilakukan oleh siapa saja.
Umumnya, penilaian kinerja dilakukan oleh: atasan, rekan kerja, karyawan sendiri,
bawahan, atau bahkan dapat dilakukan oleh orang lain di luar organisasi.
Kelemahan utama dari penilaian kinerja oleh atasan adalah atasan merasa tidak
kompeten untuk melakukan penilaian atau merasa tidak enak hati terhadap bawahan
yang harus dinilai.
Penilaian juga dapat dilakukan oleh rekan kerja. Keuntungan penilaian oleh
rekan kerja adalah rekan kerja lebih mengenal orang yang dinilai dan dapat
meningkatkan konsistensi melalui penilaian dari beberapa orang rekan kerja. Namun,
kelemahannya adalah: rekan kerja enggan mengevaluasi dan adanya bias karena
kedekatan hubungan.
Selain itu, penilaian kinerja juga dapat dilakukan oleh karyawan itu sendiri,
dengan keuntungan mengurangi sikap defensif terhadap evaluasi orang lain. Tetapi
kelemahannya penilaian cenderung lebih tinggi.
Penilaian kinerja yang dilakukan bawahan memiliki keuntungan, yaitu: bawahan
lebih mengenal atasan, namun kelemahannya: bawahan tidak berani menilai atasan.

Untuk mengatasi berbagai kelemahan dari cara penilaian kinerja oleh atasan,
rekan kerja, atau bawahah, dapat dilakukan penilaian melalui 360 degree evaluation,
yaitu penilaian yang secara sekaligus dan bersamaan dilakukan oleh : atasan, rekan
kerja, bawahan, orang lain di dalam dan di luar organisasi. Keuntungan penilaian
dengan cara ini adalah: meningkatkan partisipasi berbagai pihak dalam penilaian
kinerja sehingga meningkatkan keakuratan penilaian.
Bagaimana Evaluasi terhadap Dosen?
Sama seperti melakukan penilaian kinerja pada organisasi lain, evaluasi atau
penilaian terhadap kinerja dosen dapat dilakukan dengan menggunakan metode 360
derajat dengan melibatkan:
• Mahasiswa sebagai konsumen, untuk menilai dosen dalam bidang pengajaran
• Dosen senior sebagai atasan, untuk menilai dosen dalam bidang pengajaran,
penelitian, pengabdian masyarakat, penunjang, serta kinerja umum
• Atasan sebagai pejabat fungsional/struktural, untuk menilai dosen dalam bidang
pengajaran, penelitian, serta kinerja umum
• Rekan kerja, untuk menilai dosen dalam bidang pengajaran, penelitian, pengabdian
masyarakat, penunjang, serta kinerja umum
• Masyarakat, untuk menilai dosen dalam bidang pelayanan pada masyarakat.
Mengoptimalkan penilaian kinerja
Penilaian kinerja akan berhasil guna jika penilaian tersebut dilakukan secara
benar, dengan alat yang benar, serta disampaikan kepada orang yang dinilai secara
benar pula. Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penilaian kinerja atau evaluasi
dosen dapat optimal adalah:
• Menggunakan alat yang sesuai untuk dosen
• Memberikan petunjuk penilaian yang jelas dan detil
• Menciptakan suasana saling terbuka, saling percaya, saling menghormati, dan
menghargai antara penilai dengan orang yang dinilai

• Lakukan penilaian terhadap perilaku kerja dosen bukan kepribadian dosen
• Perbanyak penilai untuk meningkatkan akurasi penilaian
• Lakukan penilaian secara periodik, konsisten, dan bersinambung
• Monitor dan tindak lanjuti hasil penilaian evaluasi, antara lain dengan pemberian
umpan balik kepada dosen yang dinilai.




Daftar Pustaka

Dessler, G. (1997). Human Resource Management (7th Ed.). Upper Saddle River, NJ:
A Simon & Schuster Company.
Dipboye, R.L., Smith, C.S., & Howell, W.C. (1994). Understanding Industrial and
Organizational Psychology: An Integrated Approach. Fort Worth: Harcourt
Brace.
Munandar, A.S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI Press).
Noe, R.A., Hollenbeck, J.R., Gerhart, B., & Wright, P.M. (2000). Human Resource
Management: Gaining a Competitive Advantage (3rd Ed.). Boston: Irwin
McGraw Hill.
Ramsden, P. (1992). Learning to Teach in Higher Education. London & New York:
Routledge.
Robbins, S.P. (1998). Organizational Behavior: Concepts, Controversies, Applications
(8th Ed.). Upper Saddle River, NJ: A Simon and Schuster Company.
Werther, W.B., Jr., & Davis, K. (1996). Human Resource and Personnel Management
(5th Ed.). Boston: Irwin McGraw Hill.

Kamis, 18 April 2013

kredit usaha mikro

Tips Mengajukan Kredit Usaha Kecil Menengah

Tips Mengajukan Kredit Usaha Kecil Menengah
Urusan permodalan memang sering jadi kendala dalam mengembangkan bisnis usaha kecil, terutama bagi kita yang baru mulai usaha dan ingin memperkuat modal usaha kita. Salah satu opsi dalam mengembangkan Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah dengan mengajukan Kredit Usaha Rakyat dan bisa juga kredit bisnis ke bank sebagai solusi menambah modal ataupun sebagai cadangan cash flow. Banyak di antara wirausaha kecil yang merasa takut atau pesimistis untuk mendapat modal usaha dari bank dan ini adalah beberapa tips yang bisa membantu proses mengajukan kredit usaha kecil menengah Anda :

 
Kredit Usaha Rakyat atau KUR adalah jenis pembiayaan atau kredit modal kerja dan atau investasi bagi Usaha Mikro, kecil, menengah dan Koperasi (UMKMK) dibidang usaha yang produktif yang layak namun belum Bankable, dengan plafond kredit sampai dengan Rp. 500.000.000, - lima ratus juta rupiah - yang dijamin oleh perusahaan penjaminan yang di tunjuk Pemerintah serta di jalankan oleh Bank Pelaksana atau Lembaga Penghubung Linkage.

Manfaat Penyaluran KUR atau Kredit Usaha Rakyat Bagi UMKMK
Memberikan kesempatan bagi UMKMK memperoleh pembiayaan atau kredit untuk melakukan kegiatan Usaha Produktif sehingga dapat mengembangkan usahanya menjadi lebih produktif lagi atau melakukan ekspansi usaha.

UMKMK Yang Bisa Memanfaatkan KUR atau Kredit Usaha Rakyat.
KUR diperuntukkan bagi UMKMK dalam :
  1. Usaha Perseorangan
  2. Kelompok Usaha
  3. Koperasi
  4. USaha berbadan hukum lain seperti Perseroan Terbatas (PT), CV, Firma, UD, Dll.

Usaha Yang Bisa Dibiayai Oleh KUR atau Kredit Usaha Rakyat :
Usaha Produktif misalnya, usaha budidaya itik, budidaya lele, usaha rumahan, perkebunan coklat, usaha kerajinan, penyulingan minyak atsiri, usaha jasa salon kecantikan, rumah makan, bengkel motor, jasa konstruksi bangunan, biro perjalanan, produksi batako, usaha pembuatan genteng, pembuatan batu bata, dan usaha produktif lain.
KUR Tidak Untuk Tujuan Konsumtif (kredit kepemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor, kartu kredit dan kredit konsumtif lain)

Ketentuan UMKMK Calon Debitor atau penerima KUR atau Kredit Usaha Rakyat.
  1. Ketika mengajukan pembiayaan atau kredit, UMKMK Tidak Sedang memperoleh pembiayaan atau kredit dari bank, dan juga Tidak Sedang mendapatkan kredit program dari pemerintah.
  2. Ketika mengajukan pembiayaan atau kredit, bagi UMKMK yang sedang menerima kredit konsumtif ( kredit kepemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor. Kartu kredit komsumtif lain ) Bisa Menerima KUR.
  3. Usaha yang di miliki UMKMK dinilai layak serta memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Bank Pelaksana.

Ketentuan Kredit Pembiayaan KUR atau Kredit Usaha Rakyat.
KUR MIKRO
Plafond maksimal KUR Mikro adalah Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), bunga maksimal adalah 22% efektif per tahun. Ketika mengajukan pembiayaan atau kredit tidak diperlu pengecekan Sistem Informasi Debitur (SID).
KUR RITEL
Plafond maksimal KUR Ritel adalah diatas Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) hingga maksimal Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), bunga maksimal adalah 14% efektif per tahun. Ketikat mengajukan pembiayaan atau kredit diperlu pengecekan Sistem Informasi Debitur (SID).
Agunan utama : Usaha yang dibiayai
Agunan tambahan : Sesuai ketentuan Bank Pelaksana.

Sumber Dana Peminjaman KUR atau Kredit Usaha Rakyat
Sumber dana pembiayaan atau kredit KUR adalah 100% Bersumber Dari Bank Pelaksana KUR.
Pembiayaan atau kredit yang disalurkan (disetujui) Bank Pelaksana KUR, dijamin otomatis oleh perusahaan penjaminan dengan Nilai Penjaminan :
  1. Bagi Sektor Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Industri Kecil ; 80%
  2. Bagi Sektor TKI : 80%
  3. Bagi Sektor Lainnya : 70%

Imbal Jasa Penjaminan (IJP) dalam hal KUR Di Bayarkan Oleh Pemerintah.
Untuk tata cara pengajuan KUR dapat di lihat di Prosedur Mengajukan KUR

Sumber:
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN DAN RETRUKTURISASI USAHA
KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN usaha kecil DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA

Mengenai perilaku konsumen (dua pendekatan perilaku konsumen), Surplus Konsumen dan Elastisitas Harga

Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan hargaharga pasar dan kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.
Tinjauan umum
Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas diantara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar,yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar persaingan sempurna. Bidangbidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.
Asumsi dan definisi
Teori penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan sempurna. Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan tidak satupun diantara mereka memiliki kapasitas untuk mempengaruhi harga barang dan jasa secara signifikan. Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa individu (baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga. Seringkali, dibutuhkan analisa yang lebih mendalam untuk memahami persamaan penawaran-permintaan terhadap suatu barang. Bagaimanapun, teori ini bekerja dengan baik dalam situasi yang sederhana.
Ekonomi arus utama (mainstream economics) tidak berasumsi apriori bahwa pasar lebih disukai daripada bentuk organisasi sosial lainnya. Bahkan, banyak analisa telah dilakukan untuk membahas beragam kasus yang disebut “kegagalan pasar”, yang mengarah pada alokasi sumber daya yang suboptimal, bila ditinjau dari sudut pandang tertentu (contoh sederhananya ialah jalan tol, yang menguntungkan semua orang untuk digunakan tetapi tidak langsung menguntungkan mereka untuk membiayainya). Dalam kasus ini, ekonomi akan berusaha untuk mencari kebijakan yang akan menghindari kesia-siaan langsung di bawah kendali pemerintah, secara tidak langsung oleh regulasi yang membuat pengguna pasar untuk bertindak sesuai norma konsisten dengan kesejahteraan optimal, atau dengan membuat “pasar yang hilang” untuk memungkinkan perdagangan efisien dimana tidak ada yang pernah terjadi sebelumnya. Hal ini dipelajari di bidang tindakan kolektif. Harus dicatat juga bahwa “kesejahteraan optimal” biasanya memakai norma Pareto, dimana dalam aplikasi matematisnya efisiensi Kaldor-Hicks, tidak konsisten dnegan norma utilitarian dalam sisi normatif dari ekonomi yang mempelajari tindakan kolektif, disebut pilihan masyarakat/publik. Kegagalan pasar dalam ekonomi positif (ekonomi mikro) dibatasi dalam implikasi tanpa mencampurkan kepercayaan para ekonom dan teorinya.
Permintaan untuk berbagai komoditas oleh perorangan biasanya disebut sebagai hasil dari proses maksimalisasi kepuasan. Penafsiran dari hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta dari barang yang diberi, memberi semua barang dan jasa yang lain, pilihan pengaturan seperti inilah yang akan memberikan kebahagiaan tertinggi bagi para konsumen.
Model operasi
Diasumsikan bahwa semua perusahaan mengikuti pembuatan keputusan rasional, dan akan memproduksi pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Dalam asumsi ini, ada empat kategori dimana keuntungan perusahaan akan dipertimbangkan:
• Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan ekonomi ketika average total cost lebih rendah dari setiap produk tambahan pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Keuntungan ekonomi adalah setara dengan kuantitas keluaran dikali dengan perbedaan antara average total cost dan harga.
• Sebuah perusahaan dikatakan membuat sebuah keuntungan normal ketika keuntungan ekonominya sama dengan nol. Keadaan ini terjadi ketika average total cost setara dengan harga pada keluaran maksimalisasi keuntungan.
• Jika harga adalah di antara average total cost dan average variable cost pada keluaran maksimalisasi keuntungan, maka perusahaan tersebut dalam kondisi kerugian minimal. Perusahaan ini harusnya masih meneruskan produksi, karena kerugiannya akan makin membesar jika berhenti produksi. Dengan produksi terus menerus, perusahaan bisa menaikkan biaya variabel dan akhirnya biaya tetap, tetapi dengan menghentikan semuanya akan mengakibatkan kehilangan semua biaya tetapnya.
• Jika harga dibawah average variable cost pada maksimalisasi keuntungan, perusahaan harus melakukan penghentian. Kerugian diminimalisir dengan tidak memproduksi sama sekali, karena produksi tidak akan menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan untuk membiayai semua biaya tetap dan bagian dari biaya variabel. Dengan tidak berproduksi, kerugian perusahaan hanya pada biaya tetap. Dengan kehilangan biaya tetapnya, perusahaan menemui tantangan. Akan keluar dari pasar seutuhnya atau tetap bersaing dengan resiko kerugian menyeluruh. Kegagalan pasar Dalam ekonomi mikro, istilah “kegagalan pasar” tidak berarti bahwa sebuah pasar tidak lagi berfungsi. Malahan, sebuah kegagalan pasar adalah situasi dimana sebuah pasar efisien dalam mengatur produksi atau alokasi barang dan jasa ke konsumen. Ekonom normalnya memakai istilah ini pada situasi dimana inefisiensi sudah dramatis, atau ketika disugestikan bahwa institusi non pasar akan memberi hasil yang diinginkan. Di sisi lain, pada konteks politik, pemegang modal atau saham menggunakan istilah kegagalan pasar untuk situasi saat pasar dipaksa untuk tidak melayani “kepentingan publik”, sebuah pernyataan subyektif yang biasanya dibuat dari landasan moral atau sosial.
Empat jenis utama penyebab kegagalan pasar adalah :
• Monopoli atau dalam kasus lain dari penyalahgunaan dari kekuasaan pasar dimana “sebuah” pembeli atau penjual bisa memberi pengaruh signifikan pada harga atau keluaran. Penyalahgunaan kekuasaan pasar bisa dikurangi dengan menggunakan undang-undang anti trust.
• Eksternalitas, dimana terjadi dalam kasus dimana “pasar tidak dibawa kedalam akun dari akibat aktifitas ekonomi didalam orang luar/asing.” Ada eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas positif terjadi dalam kasus seperti dimana program kesehatan keluarga di televisi meningkatkan kesehatan publik. Eksternalitas negatif terjadi ketika proses dalam perusahaan menimbulkan polusi udara atau saluran air. Eksternalitas negatif bisa dikurangi dengan regulasi dari pemerintah, pajak, atau subsidi, atau dengan menggunakan hak properti untuk memaksa perusahaan atau perorangan untuk menerima akibat dari usaha ekonomi mereka pada taraf yang seharusnya.
• Barang publik seperti pertahanan nasional dan kegiatan dalam kesehatan publik seperti pembasmian sarang nyamuk. Contohnya, jika membasmi sarang nyamuk diserahkan pada pasar pribadi, maka jauh lebih sedikit sarang yang mungkin akan dibasmi. Untuk menyediakan penawaran yang baik dari barang publik, negara biasanya menggunakan pajak-pajak yang mengharuskan semua penduduk untuk membayar pda barang publik tersebut (berkaitan dengan pengetahuan kurang dari eksternalitas positif pada pihak ketiga/kesejahteraan sosial).
• Kasus dimana terdapat informasi asimetris atau ketidak pastian (informasi yang inefisien). Informasi asimetris terjadi ketika salah satu pihak dari transaksi memiliki informasi yang lebih banyak dan baik dari pihak yang lain. Biasanya para penjua yang lebih tahu tentang produk tersebut daripada sang pembeli, tapi ini tidak selalu terjadi dalam kasus ini. Contohnya, para pelaku bisnis mobil bekas mungkin mengetahui dimana mbil tersebut telah digunakan sebagai mobil pengantar atau taksi, informasi yang tidak tersedia bagi pembeli. Contoh dimana pembeli memiliki informasi lebih baik dari penjual merupaka penjualan rumah atau vila, yang mensyaratkan kesaksian penghuni sebelumnya. Seorang broker real estate membeli rumah ini mungkin memiliki informasi lebih tentang rumah tersebut dibandingkan anggota keluarga yang ditinggalkan. Situasi ini dijelaskan pertamakali oleh Kenneth J. Arrow di artikel seminartentang kesehatan tahun 1963 berjudul “ketidakpastian dan Kesejahteraan Ekonomi dari Kepedulian Kesehatan,” di dalam American Economic Review. George Akerlof kemudian menggunakan istilah informasi asimetris pada karyanya ditahun 1970 The Market for Lemons. Akerlof menyadari bahwa , dalam pasar seperti itu, nilai rata-rata dari komoditas cenderung menurun, bahkan untuk kualitas yang sangat sempurnakebaikannya, karena para pembelinya tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah produk yang mereka beli akan menjadi sebuah “lemon” (produk yang menyesatkan).
Biaya peluang
Walaupun biaya peluang (opportunity cost) terkadang sulit untuk dihitung, efek dari biaya peluang sangatlah universal dan nyata pada tingkat perorangan. Bahkan, prinsip ini dapat diaplikasikan kepada semua keputusan, dan bukan hanya bidang ekonomi. Sejak kemunculannya dalam karya seorang ekonom Jerman bernama Freidrich von Wieser, sekarang biaya peluang dilihat sebagai dasar dari teori nilai marjinal.
Biaya peluang merupakan salah satu cara untuk melakukan perhitungan dari sesuatu biaya. Bukan saja untuk mengenali dan menambahkan biaya ke proyek, tetapi juga mengenali cara alternatif lainnya untuk menghabiskan suatu jumlah uang yang sama.
Keuntungan yang akan hilang sebagai akibat dari alternatif terbaik lainnya; adalah merupakan biaya peluang dari pilihan pertama. Sebuah contoh umum adalah seorang petani yang memilih mengolah pertaniannya dibandingkan dengan menyewakannya ke tetangga. Maka, biaya peluangnya adalah keuntungan yang hilang dari menyewakan lahan tersebut. Dalam kasus ini, sang petani mungkin mengharapkan untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar dari pekerjaan yang dilakukannya sendiri. Begitu juga dengan memasuki universitas dan mengabaikan upah yang akan diterima jika memilih menjadi pekerja, yang dibanding dengan biaya pendidikan, buku, dan barang lain yang diperlukan (sebagai biaya total dari kehadirannya di universitas). Contoh lainnya ialah biaya peluang dari melancong ke Bahamas, yang mungkin merupakan uang untuk pembayaran cicilan rumah.
Perlu diingat bahwa biaya peluang bukanlah jumlah dari alternatif yang ada, melainkan lebih kepada keuntungan dari suatu pilihan alternatif yang terbaik. Biaya peluang yang mungkin dari keputusan sebuah kota membangun rumah sakit di lahan kosong, merupakan kerugian dari lahan untuk gelanggang olahraga, atau ketidakmampuan untuk menggunakan lahan menjadi sebuah tempat parkir, atau uang yang bisa didapat dari menjual lahan tersebut, atau kerugian dari penggunaan-pengguaan lainnya yang beragam – tapi bukan merupakan agregat dari semuanya (ditotalkan). Biaya peluang yang sebenarnya, merupakan keuntungan yang akan hilang dalam jumlah terbesar diantara alternatif-alternatif yang telah disebutkan tadi.
Satu pertanyaan yang muncul dari ini ialah bagaimana menghitung keuntungan dari alternatif yang tidak sama. Kita harus menentukan sebuah nilai uang yang dihubungkan dengan tiap alternatif untuk memfasilitasi pembandingan dan penghitungan biaya peluang, yang hasilnya lebih-kurang akan menyulitkan untuk dihitung, tergantung dari benda yang akan kita bandingkan. Contohnya, untuk keputusan-keputusan yang melibatkan dampak lingkungan, nilai uangnya sangat sulit untuk dihitung karena ketidakpastian ilmiah. Menilai kehidupan seorang manusia atau dampak ekonomi dari tumpahnya minyak di Alaska, akan melibatkan banyak pilihan subyektif dengan implikasi etisnya.
Penerapan ekonomi mikro
Ekonomi mikro yang diterapkan termasuk area besar belajar, banyak diantaranya menggambarkan metode dari yang lainnya. Regulasi dan organisasi industri mempelajari topik seperti masuk dan keluar dari firma, inovasi, aturan merek dagang.Hukum dan Ekonomi menerapkan prinsip ekonomi mikro ke pemilihan dan penguatan dari berkompetisi dengan rezim legal dan efisiensi relatifnya. Ekonomi Perburuhan mempelajari upah, kepegawaian, dan dinamika pasar buruh. Finansial publik (juga dikenal dengan ekonomi publik) mempelajari rancangan dari pajak pemerintah dan kebijakan pengeluaran dan efek ekonomi dari kebijakan-kebijakan tersebut (contohnya, program asuransi sosial). Ekonomi kesehatan mempelajari organisasi dari sistem kesehatan, termasuk peran dari pegawai kesehatan dan program asuransi kesehatan.
Politik ekonomi mempelajari peran dari institusi politik dalam menentukan keluarnya sebuah kebijakan. Ekonomi kependudukan, yang mempelajari tantangan yang dihadapi oleh kota-kota, seperti gepeng, polusi air dan udara, kemacetan lalu-lintas, dan kemiskinan, digambarkan dalam geografi kependudukan dan sosiologi. Finansial Ekonomi mempelajari topik seperti struktur dari portofolio yang optimal, rasio dari pengembalian ke modal, analisa ekonometri dari keamanan pengembalian, dan kebiasaan
finansial korporat. Bidang Sejarah ekonomi mempelajari evolusi dari ekonomi dan institusi ekonomi, menggunakan metode dan teknik dari bidang ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, psikologi dan ilmu politik.
Mekanisme harga dan Sistem Pasar
Semua anggota Masyarakat terlibat dalam dua sektor yaitu :
1. Sektor proses produksi
2. Sektor rumah tangga.
Transaksi antara kedua sektor tersebut terjadi di dua pasar :
1. Pasar hasil produksi (atau pasar output)
Di pasar output produsen bertemu konsumen dan harga dari berbagai macam barang ditentukan. Gerak harga-harga output ini memecahkan masalah WHAT.
2. Pasar faktor produksi (atau pasar input).
Di pasar input, sektor produksi berperan sebagai “konsumen” faktor produksi dan sektor rumah tangga sebagai “penjual” faktor produksi (karena semua penduduk tinggal di sektor rumah tangga, maka semua pemilik faktor produksi ada di sana). Harga berbagai faktor produksi ditentukan di pasar ini. Gerak harga faktor produksi mempunyai dua fungsi:
a. Memberi petunjuk kepada produsen bagaimana mengkombinasikan faktor-faktor produksiagar biaya produksiserendah mungkin (masalah HOW).
b.Menunjukkan beberapa imbalan (per unit faktor produksi) yang diberikan kepada para pemilik faktor produksi (masalah FOR WHOM).
Perlu diperhatikan serta diingat di sini , adalah :
1.Bahwa mekanisme harga bisa memecahkan semua itu secara otomatis. Tidak ada perencanaan lebih dulu.
2.Masing-masing warga masyarakat bertindak sendiri-sendiri, tetapi hasil akhir dari semua tindakan-tindakan yang tidak terkoordinir itu akan membuat semrawutnya harga di pasaran.
Pemecahan tiga masalah ekonomi pokok dari masyarakat adalah adanya mekanisme pasar. Karena :
1.mekanisme ini bisa memecahkan ketiga masalah ekonomi pokok yang dihadapi masyarakat dengan biaya yang sangat murah.
2.Tidak perlu masyarakat menggaji birokrat-birokrat untuk menghitung dan merencanakan berapa masing-masing barang yang harus diproduksikan, bagaimana dan untuk siapa.
Pada masyarakat industri modern, proses produksi selalu dilakukan dengan menggunakan alat-alat, mesin dan barang-barang modal. Akibat tersebut menimbulkan :
1.Penggunaan Barang-barang modal dalam proses produksi menaikkan produktivitas.
2.Semakin banyak barang-barang modal yang digunakan maka akan semakin tinggi produktivitas masyarakat tersebut.
3.Barang-barang modal dalam masyarakat akan semakin banyak bila masyarakat tersebut tidak memakai habis (atau tidak mengkonsumsi seluruh) barang-barang hasil produksi yang dihasilkan tiap tahun.
4.Setiapaktivitas Produksi setiap tahunnya harus diarahkan pada produksi barang-barang modal;
5.Barang-barang ini disisihkan untuk ditambahkan pada stok barang-barang modal yang telah ada di dalam masyarakan atau di investasikan.
Mekanisme harga juga mampu memecahkan masalah penentuan berapa bagian dari hasil produksi total yang dikonsumsikan. Masalah ini dipecahkan melalui gerakan harga faktor produksi modal (kapital), yaitu tingkat bunga.
1.Bila tingkat bunga naik maka warga masyarakat akan bersediamenyisihkan lebih banyak dari penghasilannya untuk dipinjamkan (Ditabung di bank) kepada produsen-produksen ( Kredit ke bank) untuk memperluas pabrik-pabriknya, yaitu dengan penambahan barang-barang modal investasinya, karena mendapat imbalan berupa bunga yang lebih tinggi.
2.Sebaliknya bila tingkat bunga menurun maka warga masyarakat akan membelanjakan penghasilannya sebagai barang produktif, diperjual belikan.
ØKeberadaan tingkat bunga akan menentukan berapa besar konsumsi dan seberapa besarnya investasi.
Økarena besarnya investasimenentukan besarnya kenaikan produktivitas.
ØKenaikan produktivitas; menentukan besarnya kenaikan prosuksi ini berarti meningkatkan produksi masyarakat yang menimbulkan kenaikan penghasilan masyarakat.
#Maka tingkat bunga menentukan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sehingga bisa dikatakan bahwa mekanisme harga memecahkan masalah ekonomi pokok yang keempat yaitu seberapa cepat perekonomian akan tumbuh atau masalah HOW FAST
PERENCANAAN DAN MEKANISME HARGA
Mekanisme harga dikatakan mampu memecahkan semua permasalahan ekonomi. Namun untuk masalah-masalah ekonomi penting tertentu, Mekanisme harga tidak bisa memecahkan permasalahan dengan baik. Masalah-masalah Ekonomi lainya di mana mekanisme harga tidak memecahkan masalah ekonomi dengan baik yaitu :
a.Distribusi pendapatan.
Mekanisme harga tidak selalu bisa menjamin dipecahkannya masalah FOR WHOM secara “adil”.
b.Ketidaksempurnaan pasar
Apabila terdapat perbedaan yang menyolok dalam hal kekuatan ekonomi antara pihak-pihak yang bertransaksi di pasar, maka harga yang terbentuk tidak mencerminkan prioritas masyarakat secara wajar, sehingga masalah WHAT dan HOW tidak bisa dipecahkan dengan baik.
c.Barang-barang kolektif
Ada barang-barang yang hanya bisa disediakan secara kolektif oleh masyarakat (misalnya : keamanan, ketertiban hukum, beberapa macam infrastruktur dan sebagainya). Harga pasar bagi barang-barang semacam ini tidak ada, atau kalaupun ada tidak mencerminkan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya. Lagi, masalah WHAT untuk barang-barang ini tidak bisa dipecahkan dengan baik oleh mekanisme harga.
d.Eksternalitas
Mekanisme pasar tidak bisa memperhitungkan pengaruh-pengaruh tidak langsung dari kegiatan ekonomi ( misalnya, pengaruh suatu pabrik terhadap lingkungan ).
e.Pengelolaan perekonomian secara makro
Dalam perekonomian Makro Mekanis­me pasar tidak bisa diandalkan untuk menstabilkan gejolak naik turunnya kegiatan ekonomi nasional secara total.
Pada kelima bidang masalah ekonomi ini, mekanisme harga tidak bisa diharapkan menyelesaikan permasalahan ekonomi secara otomatis dengan baik, Di sini perlu tindakan-tindakan yang dirumuskan dan dijalankan secara sadar oleh masyarakat (Negara). Tindakan-tindakan ini disebut perencanaan dalam arti luas. Di luar bidang-bidang ini mekanisme masih efektif.. Dalam kenyataan mekanisme harga dan perencanaan digunakan bersama-sama, karena keduanya saling melengkapi. tentunya Dengan “porsi” yang berbeda-beda bagi masing-masing negara dan bagi waktu yang berbeda).
PERMINTAAN PASARdan PERILAKU KONSUMEN
Sector rumah tangga sebagai konsumen di pasar output. Akan berakibat :
1.Perilaku konsumen dalam memutuskan berapa jumlah masing-masing barang yang akan dibeli dalam berbagai situasi.
2.Konsumen-konsumen secara bersama-sama menimbulkan permintaan di pasar.
PENDEKATAN – PENDEKATAN DALAM PERILAKU KONSUMEN
Hukum Permintaan, yang mengatakan bahwa “bilasesuatu barang naik maka ceteris paribus jumlah yang diminta konsumen akan barang tersebut turun”. Dan sebaliknya bila harga barang tersebut turun. Ceteris paribus berarti bahwa semua faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah yang diminta dianggap tidak berubah.
Pendekatanyang dinyatakan oleh Hukum Permintaan :
  1. Pendekatan marginal utility,yang bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan(atau utility) setiap konsumen bisa diukurdengan uang atau dengan satuan lain (utility yang ber-sifat “cardinal”) seperti kita mengukur volume air, panjang jalan atau berat dari sekarung beras.
  2. Pendekatan indifference curve, yang tidak memerlukan adanya anggapan bahwa kepuasan konsumen bisa diukur; anggapan yang diperlukan adalah bahwa tingkat kepuasan konsu­men bisa dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa me-ngatakan berapa lebih tinggi atau lebih rendah.
PENDEKATAN MARGINAL UTILITY
Perilaku konsumen bisa diterangkan dengan menggunakan pendekatan marginal utility sebagai berikut:
(a)Utility bisa diukur dengan uang, dan
(b)Hukum Gossen (law of diminishing marginal utility) berlaku, yaitu bahwa semakin banyak sesuatu barang dikonsumsikan, maka tam­bahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun, dan
(c)Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum.
Perhatikan perbedaan antara kepuasan total (total utility) dan kepuasan marjinal (marginal utility).
Pada Gambar1 marginal utility diatas :
1.Dari konsumsi suatu barang X , Semakin banyak barang X yang dikonsumsikan, semakin kecil marginal utility yang diperoleh dari barang X yang terakhir dikonsumsikan [anggapan (b) di atas].
2.Bila harga barang X adalah OPx, maka pada tingkat konsumsi yang lebihrendah dari 0X 3, tingkat kepuasan total (total utility) konsumen belum mencapai maksimum. Misalnya pada tingkat konsumsi OX1, maka setiap tambahan pembelian 1 (satu) unit X akan memberikan tambahan kepuasan (yang dinilai dengan uang) sebesar X1 B sedangkan pengorbanan (berupa pembayaran harga) untuk 1 unit tersebut adalah hanya X1 A ( = OPx).
Jadi ada tambahan kepuasan netto sebesar AB bila konsumen membeli lebih banyak X. Oleh sebab itu masih menguntungkan baginya apabila ia menambah pembelian barang X.
3.Sebaliknya, pada tingkat konsumsi lebih besar dari OX 3 maka kepuasan total konsumen juga tidak maksimum. Misalnya pada imgkat konsumsi OX2, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari pembelian 1 (satu) unit terakhir dari barang X hanya sebesar X2E, sedangkan pengorbanan konsumen adalah sebesar X2D (= OPx); jadi
4.Akan menambah kepuasan total konsumen bila ia mengurangi tingkat konsumsi (pembeliannya). Konsumen akan mencapai kepuasan total yangmaksimum pada tingkat konsumsi (pembelian) di mana pengorbanan untuk pembelian unit terakhir dari barang tersebut (yang tidak lain adalah harga unit terakhir tersebut) adalah sama dengan kepuasan tambahan yang didapatkan dari unit terakhir tersebut.
Kepuasan total maksimum tercapai bila :
Penjelasannya :
1.Bila seandainya harga barang X naik dari OPx menjadi OPx, maka untuk mencapai posisi kepuasan total yang maksimum (atau sering disebut posisi equilibrium konsumen), konsumen akan me-milih tingkat konsumsi (pembelian) sebesar OX4 (yang lebih kecil dari OX3). Jadi perilaku konsumen yang dinyatakan oleh Hukum Permintaan terbukti.
2.Perhatikan bahwa dengan pendekatan marginal utility ini, kurva Marginal Utility (yang diukur dengan uang) tidak lain adalah kurva permintaan konsumen, karena menunjukkan tingkat pembeliannya (atau jumlah yang ia minta) pada berbagai tingkat harga.
Untuk kasus di mana konsumen menghadapi beberapa macam barang yang dibeli, maka posisi equilibrium konsumen adalah :
1.Syarat ini bisa dicapai dengan anggapan bahwa konsumen mempunyai uang (atau penghasilan atau “budget” yang cukup untuk dibelanjakan untuk setiap barang sampai marginal utility setiap barang sama dengan harga masing-masing barang.
2.Bila kita menganggap suatu kasus yang lebih realistis di mana konsumen hanya mempunyai sejumlah uang yang tertentu yang tidak cukup untuk membeli barang-barang sampai pada tingkat MU = P untuk setiap barang, maka bisa dibuktikan bahwa dengan uang yang ter-batas tersebut ia bisa mencapai kepuasan total yang paling tinggi bila ia mengalokasikan pembelanjaannya sehingga dipenuhi persyaratan tersebut :
Syarat ini disebut equilibrium konsumen dengan constraint. (Yaitu dengan pembatasan jumlah uang yang dipunyai).
Dalam kasus banyak barang ini pun kita bisa menunjukkan bahwa Hukum Permintaan berlaku bagi masing-masing barang (X, Y,Z dan seterusnya).
PENDEKATAN INDIFFERENCE CURVE
Perilaku konsumen bisa pula diterangkan dengan pendekatan Indifference curve sebagai berikut:
(a)konsumen mempunyai pola preferensi akan baarang-barang konsumsi (misalnya X dan Y) yang bisa dinyatakan dalam bentuk indifference map atau kumpulan dari indifference curve,
(b)konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu dan
(c)konsumen lelaluberusaha mencapaikepuasan maksimum.
Definisi: Indifference curve adalah konsumsi (atau pembelian) barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasanyang sama.
Asumsi: Indifference curve :
a.turun dari kiri atas ke kanan bawah,
b.cembung ke arah origin,
c.tidak saling memotong,
d.yang terletak di sebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi ( tanpa perlu menunjukkan berapa lebih tinggi, yaitu asumsi ordinal ulility)
Gambar
Perliatikan Gambar .2. di atas. Dengan sejumlah uang ter-tentu (M) konsumen bisa membelikannya semua untuk barang X
memperoleh sebanyak :M/Px ataumembelikannyasemua untuk barang Y dan memperoleh M/Pyatau membelanjakan jumlah uang M tersebut untuk berbagai kemungkinan kombinasi X dan Y seperti yang ditunjukkan oleh garis lurus yang menghubungkan M/Pxdan M/Py
Garis ini disebut garis budget atau budget line. Tingkat kepuasan yang maksimum dicapai bila konsumen membelanjakan M untuk membeli sebanyak OY 1 barang Y dan OX 1 barang X, yaitu pada posisi persinggungan antara budget line dengan indifference curve.
(Posisi ini menunjukkan posisi kepuasan yang maksimum atau posisi equilibrium konsumen dengan constraint (M) karena I 1 adalah Indifference curve yang tertinggi yang bisa dicapai oleh budget line tersebut; posisi selain A hanya bisa mencapai indifference curve yang lebih rendah dari I 1).
bila harga X turun dari Px menjadi P’x dan harga Y tetap. Maka budget line akan berayun ke kanan menjadi garisM/Py <-> M/PxPosisi equilibrium yang baru adalah pada C.
Jadi dengan adanya penurunan harga barang X, maka jumlah barang X yniig diminta naik dari OX 1 menjadi OX 3. Perilaku konsumen
Menurut Hukum Permintaan terbukti.
Keunggulan pendekatan Indifference Curve dibanding dengan pendekatan Marginal Utility, adalah :
(a) tidak perlunya menganggap Bahwa utility konsumen bersifat cardinal,
(b) efek perubahan harga terhadap jumlah yang diminta bisa dipecah lebih lanjut menjadi dua, yaitu efek substitusi atau substitution effect dan efek pendapatan atau income effect. Dari gambar di atas, efek total dari penurunan harga :
·barang X dari Px menjadi P’x dapat dipecah menjadi X1 X2 = substitution effect dan X2 X3 = income effect.
·Substitution effect didalam contoh ini adalah kenaikan konsumsi X karena adanya substitusi Y dengan X, karena sekarang harga X relatif menjadi lebih rendah dibanding harga Y.
·Income effect adalah kenaikan X, yang (disebabkan oleh kenaikan income riil karena turunnya harga X; yaitu nilai M secara riil naik karena Px turun.
Contoh : Apabila dengan gajiDoni Rp 100.000,00, maka doni sekarang bisa membeli 500 kg beras sedang sebelumnya hanya 400 kg beras, karena harga beras turun dari Rp 500,00 menjadi Rp 400,00 per kg, maka daya beli Doni meningkat, atau income riil Doni meningkat, meskipun M Doni tetap Rp 100.000,00).
Keunggulan lain dari pendekatan indifference curve adalah bisa ditunjukkannya beberapa faktor lain yang sangat penting yang mempengaruhi permintaan konsumen akan sesuatu barang. Faktor-faktor ini (yang di dalam Hukum Permintaan dianggap tidak berubah, atau ceteris paribus) adalah :
a.Penghasilan atau income riilkonsumen. Kenaikan income riil konsumen, yang dicerminkan oleh kenaikan M bila harga-harga barang dianggap tetap, biasanya menaikkan permintaan konsumen. Keadaan seperti ini berlaku bagi barang-barang pada umumnya, atau barang “normal”. Pengecualian terjadi untuk barang-barang “inferior”, di mana kenaikan income riil menurunkan permintaan akan barang tersebut (income effect negatif). Contoh barang inferior adalah gaplek dari rumah tangga-rumah tangga di kota-kota. Barang inferior tidak banyak jumlahnya. Kebanyakan barang yang kita beli adalah barang normal. Gambar berikut menggambarkan pengaruh perubahan income terhadap jumlah barang yang diminta.
06
b. Perubahan harga barang lain. Perubahan harga barang yang mempunyai “hubungan” ekat dengan suatu barang bisa pula mempengaruhi permintaan akan barang tersebut. Perubahan liarga Y bisa mempengaruhi permintaan akan barang X. Gambar 111.4. berikut enunjukkan dua pengaruh yang berbeda dari perubahan harga Y terhadap jumlah barang X yang diminta.
07
c. Selera konsumen. Perubahan selera konsumen bisa ditunjuk-k;in oleh perubahan bentuk atau posisi dari indifference map. I anpa ada perubahan harga barang-barang maupun income, permintaan akan sesuatu barang bisa berubah karena perubah­an selera.
ØPermintaan (demand function) adalah : Jumlah suatu barang yang mau dan dapat dibeli oleh konsumen pada pelbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu tertentu dengan anggapan hal-hal lain akan tetap sama ( Cateris Paribus)
ØPenawaran adalah : Jumlah dari suatu barang tertentu yang mau dijual pada pelbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu (cateris paribus)
Hukum Permintaan
Kurve permintaan untuk pelbagai macam barang dan jasa tidak semuanya tepat sama. Bahkan kurve permintaan akan barang yang sama pun dapat berbeda menurut tempat dan waktu yang berbeda. Tetapi semua kurve permintaan menunjukkan satu ciri yang sama, yaitu arahnya yang turun dan kiri-atas ke kanan-bawah (downward sloping to the right). Bentuk kurve mi menunjukkan bahwa antara HARGA (P) dan JUMLAH YANG MAU DIBELT (Qd) terdapat suatu hubungan yang berbalikan:
-Kalau harga naik, jumlah yang mau dibeli berkurang
-Kalau harga turun, jumlah yang mau dibeli bertambah
Gejala mi dikenal dengan nama Hukum Permintaan, yang dapat dirumuskan sbb.: Orang cenderung membeli lebih banyakpada harga rendah daripadapada harga tinggi. Disehut “hukum” karena merupakan gejala umum yang sulit dicari perkecualiannya.
Hal ini terjadi karenaHukum permintaan menunjuk pada fakta bahwa, kalau harga suatu barang/jasa naik, jumlah yang akan dibeli cenderung menjadi Iebih sedikit, sedang kalau harganya turun, jumlah yang mau dibeli oleh masyarakat akan lebih banyak. Sekarang kita her- tanya: mengapa terjadi demikian? Apa sebabnyajumlah yang mau dibeli berkurang bila harga barang itu naik, dan bertambah bila harganya turun? Pada dasarnya ada tiga alasan yang dapat menjelaskan gejala tsb.:
I. Pengaruh penghasilan (Income effect)
Kalau harga suatu barang naik, maka denganjumlah penghasilan uang yang sama orang terpaksa hanya dapat membeli barang lebih sedikit. Sebaliknyajika harga barang tu turun, dengan penghasilan yang sama orang dapat membeli lebih banyak dan barang ybs., (dan mungkinjuga dan barang-barang lain pula), sebab penghasilan realnya naik.
Misalnya datam contoh di atas: pada harga beras Rp 400-/kg, keluarga ybs. dapat membeli 50kg beras perbulan. Tetapi kalau harga beras naik menjadi Rp 500, 1kg, denganjumlah uang yang sama rncrcka hanya dapat membeli 40 kg beras per bulan.
Hal yang sama berlaku tidak hanya untuk permintaan individual tetapi juga untuk permintaan pasar. Kalau harga suatu barang naik (ceteris paribus), Iebih sedikit warga masyarakat yang mampu membelinya dengan penghasilan mereka. Sebaliknya jika harga barang tertentu turun (ceteris paribus), semakin banyak orang yang dulu tidak mampu membelinya sekarang akan dapat menjangkaunya, sehingga jumlah pembeli bertambah banyak. Hal mi disebut “income effect’:
2. Pengarub substitusi (Substitution effect)
Jika harga suatu barang naik, orang akan mencari barang lain yang fungsinya sama tetapi harganya lebih murah. Penggantian mi dengan istilah teknis disebut substitusi. Maka gejala mi disebut “substitution effect”.
3. Penghargaan subyektif (Marginal Utility)
Andaikan seseorang hanya mernpunyai satu pasang sepatu saja. Maka ia akan menilai sepatunya itu lebih tinggi daripada scandainya ia mempunyai sepuluh pasang. Kalau sepatunya itu rusak ia akan bersedia mengeluarkan uang untuk membeli sepasang sepatu yang barn, walau harganya mahal. Sebaliknya kalau orang mempunyai sepuluh pasang sepatu, ia tidak akan merasa kerugian besar kalau kehilangan satu pasang sepatu, dan ia tidak begitu bersedia mengeluarkan uang untuk membeli sepatu lebih banyak lagi. Jadi makin banyak dan satu macam barang tertentu yang telah dimiliki, makin rendah penghargaan kita terhadap barang itu.
Tinggi-rendahnya harga yang bersedia dibayar oleh konsumen untuk barang tertentu mencerminkan kegunaan atau kepuasan (Marginal) yang diperolehnya dan konsumsi barang tsb. Gejala mi dikenal dengan nama Hukum Semakin Berkurangnya Tambahan Kepuasan (Law of Diminishing Marginal Utility — LDMU), atau Hukum Gossen ke-I.
> Persamaan fungsi permintaan
Antara HARGA (P) suatu barang dan JUMLAH yang mau dibeli (Qd) ternyata ada hubungan fungsional yang kurang-lebih tetap. Dikatakan jumlah yang mau dibeli merupakan fungsi dan harga. artinya: besar-kecilnya Qd tergantung dan tinggi-rendahnya P. Hubungan tersebut secara matematik dapat dinyatakan dalam bentuk sebuah persamaan, yang bila dilukiskan dalam grafik menjadi kurve permintaan.
Kehanyakan kurve perrnintaan berbentuk garis melengkung yang menyerupai hentuk hiperbola. BeHtuk umurn persamaan hiperbola adalah:
a
y=—+ b
x
Tetapi untuk rnenyederhanakan, garis rnelengkung di daerah yang penting dapat “didekati” dengan garis lurus. Bentuk umum persamaan garis lurus adalah:
y = mx + b
dimana untuk kurve perrnintaan koefisien arahnya (rn = gradien) bertanda negatif.
Sebagai contoh. dalam Gambar 1.3 dilukiskan dua bentuk kurve permintaan, yaitu:
D : P = 200 — 2,5 Q (garis lurus)
D: P= 200 + 50 (garis melengkung)
Q
Dalam kenyataannya tidaklah mudah untuk memastikan bentuk dan letak kurve permintaan akan suatu barang. Bagairnana tepatnya kurve perrnintaan dan persamaannya hanya dapat dipastikan atas dasarpenelitian pasar dengan bantuan Statistika. Dan hcrbagai tempat dan pada pelbagai waktu harus dikumpulkan informasi herapajumlah dan barang tertentu yang mau dibeli oleh masyarakat pada pelbagai tingkat harga. Informasi yang diperoleh belum tentu menghasilkan sebuah kurve permintaan yang “bagus” seperti dalam contoh di atas. Tetapi dengan bantuan matematika dapat dihitung garis rata-rata (garis regresi, dan diagram tebar) yang dapat “mendekati” (mencerminkan) keadaan nyata.
08
1.2. PERUBAHAN DALAM PERMINTAAN
Inti dan pengertian permintaan yang dibicarakan sarnpai sekarang adalah hubungan antara HARGA suatu barang/jasa dan JUMLAH YANG DIMINTA j ika P naik, Qd herkurang; sebaliknyajika P turun, Q1 akan bertambah: Q, herubuh sebagaiAKlBATa’ari perubahan P. Dalam kurve permintaan hubungan tsb. kelihatan dan arah kurve yang turun ke kanan-bawah: jika harga barang turun, akibatnyajumlah yang mau dibeli bertambah, dan kita berjalan dan titik yang satu ke titik yang lain pada kurvc permintaan yang sama seperti telah digambarkan itu.
Tetapi kenyataannya dapat teijadi bahwa ada perubahan dalam jumlah yang diminta tanpa ada perubahan harga. Mungkin juga ada perubahan harga, tetapi tidak diikuti oleh perubahan dalam jumlah yang mau dibeli. Dalam hal mi kombinasi dan P dan Q semula ternyata sudah tidak berlaku dan dikatakan ada perubahan dalarn permintaan (change in Demand). Bagaimana hal itu dapat terjadi?
Ceteris Paribus
Daftar permintaan akan barang tertentu, dan kurve permintaan yang dibuat atas dasar daftar tsb. selalu disusun dengan anggapan ‘ceteris paribus’. Maksudnya ialah:
dan berbagai faktor yang inungkin dapat mempengaruhi permintaan masyarakat akan suatu barang, kita hanya memperhatikan huhungan antara jumlah yang diminta dan harga barang ybs. Semua faktor lain yang mungkin ikut mempengaruhi jumlah yang mau dibeli itu untuk sementara waktu tidak diperhatikan dulu, atau dianggap konstan, tidak berubah.
Apa yang dianggap sama?
Faktor-faktor lain (selain harga barang ybs.) yang ikut mempengaruhi permintaan masyarakat akan suatu barang, (tetapi tidaklbelum diperhatikan karena dianggap sama atau tidak berpengaruh) adalah:
1. Jumlah pembeli/konsumen
2. Besarnya penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan
3. Harga barang-barang lain
4. Pengaruh musim, mode, selera, kebiasaan, perubahan jaman, pengaruh lingkungan
5. Harapan atau pandangan orang tentang masa depan.
Dalam kenyataan jelas hal-hal tsh. tidak selalu sama atau konstan. Maka apa yang terjadi jika satu atau lebih dan faktor-faktor tsb. berubah?
Jika ada perubahan dalam salah satu atau lebih dan faktor tsb., maka seluruh permintaan, yaitu kombinasi dan [harga sekian; jumlah yang mau dibeli sekian] akan berubah juga. Jika digambarkan dalam grafik, seluruh kurve permintaan akan bergeser menjadi kurve permintaan yang baru, yang berbeda dan yang semula.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan:
1. Jumlah pembeli: jika jumlah pembeli suatu barang tertentu bertambah, maka pada harga yang sama jumlah yang man diheli hcrtamhah hanyak juga. dan kurve permintaan akan bergeser ke kanan. Hal mi dapat terjadi misalnya karena pertambahan penduduk, perbaikan transport sehingga barang tertentu dapat terjual di daerah lain pula, berhasilnya usaha promosi/perikianan, dsb. Misalnya pada awal tahun pelajaran baru permintaan akan alat-alat tulis tentu bertambah.
2. Besar penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan jelas berpcngaruh sekali terhadap permintaan. Dan penghasilan yang lebih tinggi orang akan dapat membeli lebih banyak dan segala macam barang dan jasa.
Dalam hal mi hanya ada satu perkecualian, yaitu yang disebut inferior goods (atau juga disebut “Giffen goods”), yaitu barang-barang yang permintaannyajustru berkurang bila penghasilan konsumen naik. Misalnya orang miskin, yang terpaksa hanya makan gaplek atau jagung, dengan naiknya penghasilan akan menggantikan gaplek dengan nasi, sehingga permintaan akan gaplek/jagung berkurang. Semua barang lain disebut ‘normal goods’ artinya barang yang pemiintaannya naik apabila pendapatan konsumen naik.
Pengaruh perubahan penghasilan terhadap permintaan akan suatu barang dapat diukur dan diperhitungkan, dengan jalan membandingkan persentase kenaikan jumlah yang diminta dengan persentase kenaikan penghasilan konsumen. mi disebut elastisitas pendapatan.
3. Harga barang-barang lain ikut mempengaruhi permintaan. Apakah kenaikan harga barang lain itu memperbesar atau justru memperkecil perrnintaan masyarakat akan suatu barang tertentu itu tergantung apakah barang lain itu barang pelengkap (= komplementer), barang pengganti (= substitut) atau barang lepas (= independent! netral).
> Barang pelengkap (komplementer)
Misalnya sepeda motor, bensin dan oli saling melengkapi. Jika harga sepeda motor turun, maka jumlah sepeda motor yang diininta akan bertambah. Akibatnya permintaan akan bensin bertambah pula. Demikian pula permintaan akan oil ikut bertambahjuga.
> Barang pengganti (substitut)
Misalnya kopi dan teh, rokok merk yang satu dan merk yang lain, kereta api dan bis malam, bis dan colt itu dapat saling mengganti. Kalau harga karcis kereta api naik, lebih banyak orang akan naik bis. Jadi bila harga barang yang satu naik,jumlah yang diminta dan barang tersebut akan berkurang, tetapi jumlah yang diminta dan barang substitutnya justru akan bertambah.
> Barang lepas (independent)
Barang independent adalah barang yang tidak ada hubungan atau pengaruh timbal-balik satu sama lain. Apabila harga barang lain itu naik, mungkin pendapatan real berkurang (= ada income effect) dan hal mi secara tidak Iangsung dapat berpengaruh terhadap jumhah barang/jasa yang diminta.
4. Musim, selera, mode, kebiasaan, perubahan jaman, Iingkungan sosial juga berpengaruh terhadap permintaan. Misalnya permintaan akan payung pada awalmusim hujan. Terutama mode pakaian dapat berubah dalam waktu singkat. Kemajuan zaman dapat menyebabkan bahwa harang yang dulu dipandang sebagai barang mewah (radio, kaset, walk-man, komputer,jam tangan, sepeda motor, TV, dsb.) lama-kelamaan menjadi barang yang biasa.
5. Harapan/pandangan tentang masa yang akan datang dan faktor-faktor psikologis lainnya dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang mendadak dalam
permintaan masyarakat. Misalnya desas-desus atau rasa takut bahwa harga-harga akan naik mendorong orang untuk segera membeli banyak (sebelum harga naik) sehingga jumlah yang diminta akan naik pada harga yang sama.
Jadi akibat dan perubahan dalam salah satu atau lehih dan faktortsb. di atas ialah:
suatu kombinasi yang baru antara harga dan jumlah yang mau dibeli; berarti bahwa seluruh permintaan berubah. Jika perubahan dalam permintaan tsb. di atas digambarkan dalam grafik, kurve permintaan semula “bergeser” ke kanan atau ke kin menjadi kurve permintaan yang baru.
Pergeseran kurve permintaan
Bila permintaan bertambah, maka kurve permintaan bergeser ke kanan-atas seperti pada gambar dibawah Artinya:
Para konsumen mau membeli lebih banyak dan suatu harang tertentu pada tingkat harga yang berlaku. Misalnya pada harga Rp 1.000,- jumlah yang diminta bertambah dan 5 menjadi 8 satuan (dan titik A —> E).
Jumlah barang yang mau dibeli sama, meskipun harga barang telah naik. Misainya harga naik dan Rp 1 .000,- menjadi Rp 2.000,- tetapi jurnlah yang mau dibeli tetap 5 satuan (dan A —> C).
09
Perubahan Dalam Penawaran
ØKurve Penawaran Tertentu selalu digambarkan dengan Anggapan “ Cateris Paribus “ (bahwa semua faktor-faktor lain yang mempengaruhi jumlah yang diminta dianggap tidak berubah )
ØYang dianggap sama Dalam Hal ini :
1.Jumlah Produsen di Pasar
> Jika jumlah Produksen Bertambah, penawaran total juga akan bertambah , pada tingkat harga yang berlaku, lebih banyak barang/ jasa yang ditawarkan untuk dijual di pasaran. Atau kalau harga pasar turun karena persaingan antara produksen tsb, jumlah yang sama mau dijual juga meskipun pada harga yang lebih rendah.
2.Harga Faktor-Faktor Produksi
>>Bersama dengan Tehnik Produkssi, Harga Faktor-Faktor Produksimerupakan input dalam proses produksi, menentukan biaya produksi. Misalnya jika harga bahan baku turun, maka produksen :
-dapat menjual (menghasilkan) lebih banyak pada tingkat harga yang sama dan /atau.
-dapat menghasilkan dan menjual jumlah yang sama pada harga yang lebih rendah, ini berarti penawaran bertambah dan kurve supply bergeser ke kanan kebawah.
10
Sebaliknya jika harga bahan-bahan dan input-input lainnya naik, sehingga biaya produksi bertambah, maka :
-Jumlah barang yang sama hanya akan dijual pada harga lebih tinggi
-Pada tingkat harga yang sama jumlah yang ditawarkan lebih sedikit.
Ini berarti penawaran berkurang, dan kurve supply bergeser ke kiri atas. Lihat kurve B
3.Harga Barang-barang Lain :
Jika berubah, penawaran barang tertentu mungkin bertambah, mungkin berkurang, tergantung jenis barang dan hubungannya satu sama lain (barang pengganti, barang pelengkap atau barang lepas.
4.Harapan atau perkiraan para produksen/penjual tentang masa yang akan datang.
a.Jika diperkirakan harga akan naik, apakah para penjual segera akan menjual seluruh persediannya ? (Jawab : Tidak,bahkan sebaliknya, banyak yang akan menahan barangnya, menunggu kenaikan harga < dan akibatnya harga memang akan naik >
b.Jika diperkirakan harga akan Turun, apakah para penjual tidak akan menjual seluruh persediannya ? (Jawab : Tidak,bahkan sebaliknya, banyak yang akan menjual semua barang persediannya selama harga belum merosot < dan akibatnya harga memang akan merosot/turun >
ØHarga Pasar
-Jumlah yang mau dibeli di tunjukkan dengan Q d
-Jumlah yang mau dijualdi tunjukkan dengan Q s
-Berbagai kemungkinan harga di tunjukkan dengan P
·Pengertian Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi jual beli barang.
·Pengertian Pasar dalam ilmu ekonomi lebih luas lagi yaitu Pasar mencakup keseluruhan permintaan dan penawaran, seluruh kontak antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang dan jasa. Setiap barang yang diperjual belikan ada pasarnya. Contoh : ada pasar ikan, tetapi juga ada pasar rokok kretek, pasar tekstil, pasar modal dan pasar tenaga kerja.
·Fungsi Pasar adalah : sebagai mata rantai yang mempertemukan penjual yang mempunyai barang dan menginginkan uang, dengan pembeli yang mempunyai uang dan menginginkan barang. Penjual dan pembeli tidak bertemu muka , tetapi dapat juga melalui surat atau telepon.
ØPasar Sempurna adalah apabila semua pihak di pasar tersebut mengetahui seluruhkeadaan pasar yaitu : harga-harga yang berlaku, jumlah-jumlah yang ditawarkan.
ØPasarPersaingan Sempurna terjadi apabila jumlah pembeli lebih banyak dan jumlah penjual juga lebih banyak, yang semuanya menawarkan barang yang sifatnya samaatau homogen. Misalnya barang jenis tertentucontoh ikan lele, karena jumlah penjual banyak dimana masing-masing menawarkan sebagian kecil saja dari suplai total, maka tidak ada penjual atau pembeli yang seorang diri mempengaruhi harga, bila jumlah penjual dan pembeli yang bertemu di pasar banyak dan terdapat koordinasi yang baik diantara mereka, untuk satu macam barang akan terjadi satu harga. Yaitu harga pasar.
ØHarga Keseimbangan
Untuk mengerti bagaimana permintaan dan penawaran bersama-sama menentukan harga pasar, sebagai contoh kita pelajari terbentuknya harga gula kelapa. Dalam masyarakat kita gula kelapa banyak pembelinya dan juga banyak produsen/penjualnya(= bentuk pasar persaingan).
Dalam tabel di bawah mi dikumpulkan hasil pengamatan pasar, yaitu berapa kg gula kelapa yang mau dibel i (Q1) dan berapa kg yang mau dij ual (Q) pada berbagai harga(di daerah tertentu dan dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu atau satu bulan).
Tabel
Permintaan dan Penawaran Bawang Putih
11
Angka-angka dan tabel dapat juga digambarkan dalam bentuk sebuah diagram. Karena mengenai barang yang sama, makajumlah yang mau dibeli (D) dan jumlah yang mau dijual (•) dapat digambarkan dalam satu diagram.
Dan gambar segera tampak bahwa
pada harga pasar tinggi, para penjual mau menjual banyak, tetapi para pembeli hanya mau membeli sedikit;
pada harga rendah, para pembeli ingin membeli banyak, tetapi para penjual hanya mau menjual sedikit.
Maka berapakah harga gula kelapa yang akhirnya akan terjadi? Atau dengan kata lain: dan berbagai kemungkinan harga yang tercantum dalam daftar di atas, harga yang manakah yang akan berlaku di pasaran?
Jawabannya ialah: dalam “interaksi” dan tawar menawar antara para pembeli (yang membutuhkan barang dan bersedia membayar uang untuk memperolehnya, diringkas Demand) dan para penjual (yang telah mengeluarkan biaya untuk menghasilkan barang dan mau menjualnya dengan harga tertentu, ringkasnya Supply) akhirnya akan terbentuk satu harga tertentu, yaitu harga dimanajumlah yang mau dibeli (Qd) sama dengan jumlah yang mau dijual (Q). Harga inilah yang disebut harga pasar atau harga keseimbangan (Equilibrium price). Hal ini dengan mudah dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.
12
Keterangan Gambar .
Konfrontasi antara permintaan danpenawaran Bawang Putih
Penjelasan :
a. Pada Posisi Harga Rp 1000,-/kg
Apakah harga Rp 1000,-/kg dapat terjadi? Dapat! Sebab memang ada beherapa icmbeli yang bersedia membayar harga setinggi itu. Apakah harga Rp l000.-!kg akan inenjadi harga pasar yang umum berlaku? Tidak! Mengapa tidak? Karena pada harga kp l000,-/kg para penjual mau menjual 11.000 kg. Tetapi pada harga itu para pembeli Iianya mau membeli 5.000 kg!minggu. Jadi ada kelebihan (= surplus) sebanyak 6000 kg yang tak terjual. Supaya barangnya laku (supaya tak perlu disimpan lama, atau (lihawa pulang, supaya uangnya segera kembali, dli.) tentu akan ada penjual yang bersedia menurunkan harga dan menjual barangnya dengan harga yang Iebih rendah. Oleh karena itu harga Rp 1 000,-/kg tidak akan menjadi harga yang berlaku umum di pasaran.
Situasi seperti ini dengan istilah teknis disebut ‘buyers market’ (pasar dikuasai oleh para pembeli). Para pembeli yang merupakan pihak yang kuat, para penjual berada di pihak yang lemah; mereka mencani-cari pembeli dan untuk itu bersedia menurunkan harga — hal mana inenguntungkan bagi pembeli.
b. Pada posisi harga jual Rp 400,- per kg
Sekarang kita teliti harga Rp 400,-/kg. Apakah harga mi bisa menjadi harga pasar Yang berlaku umum? Tidak! Sebab pada harga itu pmbeli mau membeli sebanyak I .000 kg gula per minggu (Qd = 11.000). Tetapi para penjual hanya menyediakan ft 000 kg saja (Qs = 6.000). Jadi ada kekurangan supply (= shortage) sehanyak 5.000 kg/minggu. Dalam situasi mi jelas ada konsumen yang tidak mcndapatkan gula sehanyak yang diinginkan. Maka tentu akan ada pembeli yang berani/ bersedia membayar Iiaiga Icbih tinggi. Oleh karena itu harga Rp 400,-/kg tidak bisa menjadi harga pasar yang berlaku umum. dan kalaupun terjadi jual-beli dengan harga itu, pasti tidak bisa tahan lama.
Siluasi pasar ini disehut ‘sellers market’: para penjuallah yang menguasai pasara, sedang para pemheli di pihak yang lemah. Untuk mendapatkan barang, para pembeli bersedia menaikan harga belinya, yang akan menguntungkan para penjual.
Harga Rp 600,- per kg
Pada harga Rp 600,-/kg — dan hanya pada harga ini —jumlah yang mau dibeli (Qd = 8.000 kg/minggu) danjumlah yang rnau dijual (Qs = 8.000 kg/minggu) tepat sama, tidak ada kekurangan dan tak ada kelebihan. Jadi pada harga mi semua pihak mendapat apa yang diinginkan, dan tidak ada alasan untuk menaikkan/menurunkan harga lagi (ceteris parihus). Maka harga Rp 600,- mi disebut harga keseimbangan (Equilibrium price). yaitu harga yang menyeirnbangkan Permintaan dan Penawaran, atau P dimana Qd=Qs.
Kurve Permintaan dan Penawaran
Hal yang sarna dapat juga dianalisis dengan mempergunakan kurve. Untuk itu Gambar 1-8 di atas tadi dilukiskan kembali dalam bentuk kurve permintaan dan penawaran. Lihat gambar 1-9, di mana kurve D dan kurve S dilukiskan pada diagram yang sama. Jumlah (baik Qd maupun Qs) diukur pada sumbu horisontal (sumbu X), sedang harga per satuan diukur pada sumbu tegak (sumbu Y). Perpotongan kedua kurve tsb. menunjukkan harga keseimbangan: pada harga Rp 600,-/kg, maka Qd = Qs = 8.000 kg/minggu.
13
Keterangan Gambar Harga keseimbangan.
Kurve Permintaan (D) turun ke kanan-bawah. Kurve Penawaran (S) naik ke kanan-atas. Perpotongan kurve D dun kurve S inenunjukkan harga keseimbangan, yaitu P Rp 600/kg. Pada harga itun jumlah yang diperjualbelikan Q = 8.000 kg/minggu.
Pada harga lebih tinggi, daripada harga keseimbangan tsb., ada surplus hurang yang tak lequal; supaya harangnya laku, para penjual terdorong untuk inenurunkan harga jual sa. Sehaliknya jada harga lebih rendah daripada Rji 600/kg, adanya kekurangan bawang putih akan mendorong pembeli menawar harga yang Iebth tinggi.
Dan grafik segera tampak bahwa pada semua harga yang lebih tinggi daripada liarga keseimbangan (pada P>600), maka > q berarti ada surplus. Surplus mi akan mendorong para penjual untuk menurunkan harga jualnya. Pada harga yang lebih rendah itu, para penjual akan mengurangi jumlah yang ditawarkan (= hiikum penawaran). .lika harga diturunkan, para pembeli akan bersedia membeli lehih banyak atau Qd hertambah (hukum permintaan). Proses mi berjalan terus sampai surplus tsb. hilang. .ladi misalnya apakah harga Rp 800/kg bisa terjadi? Bisa! Apakah harga Rp 800 akan dapat tahan larna? Tidak! Sehab pada harga Rp 800/kg itu Q > Q. berarti masih tetap ada surplus/kelebihan supply.
Demikian pula pada seniua harga lebih rendah daripada harga kesei mbangan (pada P <600), maka Q1> Q ,jadi ada kekurangan supply (Shortage). Kekurangan tsb. akan inendorong para pembeli untuk menawar dengan harga lebih tinggi, agar rnendapatkan gula sebanyak dibutuhkan. Jika harga dinaikkan, maka Qs akan bertambah dan Qd akan herkurang. sampai tercapai keseimbangan. Jadi misalnya harga Rp 400/kg, apakah akan bisa tahan lama? Tidak! Sebab pada harga itu Q < Q. Ceklah sendiri untuk harga Rp 1000 dan Rp 200.
Satu-satunya harga yang dapattahan lama ialah harga dirnana Q1 = Q. Hanya pada harga itu tak ada kecenderungan menaikkan/menurunkan harga atau untuk menambah/ incngurangi jumlah. Maka harga Rp 600 adalah harga keseimbangan (Equilibrium price).
Secara matematika
Hal yang sama dapat juga dirumuskan dalarn bahasa matematika. Kenyataannya kurve D dan kurve S biasanya berbentuk garis melengkung (hiperholalparabola). [elapi untuk menyederhanakan, dapat didekati dengan garis-garis lurus di daerah Nlrategisnya. Misalnya kurve D dan gambar harga keseimbangan diatas dapat didekati dengan garis lurus P = 1400 — 0,075 Q atau P = 1200 0,1 Qd Sedang kurve S dapat didekati dengan paris P = —200 + 0,1 Q.
Contoh:
Pemintaan dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi (persamaan) yang menunjukkin liuhungan antara harga barang (P) dan jumlah yang mau dibeli (Q1). Rumus urnum iiiitiik fungsi permmntaan yang berbentuk garis lurus adalah: P = a mQ. Misalnya P = 80 0,5 Q.
Ieiiawaran pun dapat dinyatakan sebagai fungsi (persamaan) yang menunjukkan hubungan antara harga barang (P) dan jumlah yang mau dijual (Q). Rumus umum untuk fungsi penawaran yang berbentuk garis lurus adalah: P = a + mQ. Misalnya: P = 20 + 0,5 Q.
Ditanyakan: Berapakah harga keseimbangan. Hitunglah dan lukiskan kurvenya.
14
Perpotongan kurve P dan kurve S menunjukkan harga keseimbangan, dimana Qd = Qv.
Perhatikan bahwa hasil perhitungan dan titik potong dalam grafik harus cocok.
Proses penyesuaian
Harga keseimbangan merupakan “persesuaian” antara keinginan pembeli dan keinginan penjual, sehingga masing-masing pihak mendapat apa yang diinginkan, tanpa adanya kekurangan/kejebihan Harga keseimbangan tidak selalu tercapai. mi ternyata dan adanya persediaan barang-barang yang bertumpuk di gudang karena tak laku terjual, atau dan kekurangan barang yang sering terjadi. Untuk menyamakan permintaan dan penawaran diperlukan suatu proses penyesuaian, yang biasanya memerlukan waktu (mungkin waktu yang cukup lama). Bila proses mi digambarkan dalam kurve, akan kelihatan seperti sarang labah-lahah. Sebagai contoh lihatlah gambar dibawah ini.
15
Keterangan Gambar Proses Penyesuaian.
Pada P = 400, jumlah Qv = 50. Tetapi pada harga ini Qd hanya 10. jumlah Qs = 50 hanya akan mau dibeli konsumen dengan harga P = 100. Pada P = 100, Qd memang 50. tempat Qs hanya 15. jadi ada kekurangan, dan harga akan naik. Untuk memperoleh jumlah sebanyak Q = 15 para pembeli bersedia membayar P = 330. Pada P = 330, Q.s = 45. Tetapi Qs ,sebesar 45 hanya akan dapat laku pada harga P = 130. Demikian seterusnya sampai akhirnya tercapai P = 200 dan Qd Q,s = 30.
Contoh lain untuk mengetahui bagaimana permintaan dan penawaran bersama-sama menentukan harga pasar, dapat dilihat sebagai berikut :
16
pada harga pasar tinggi, para penjual mau menjual banyak, tetapi para pembeli hanya mau membeli sedikit.
-pada harga rendah, para pembeli ingin membelibanyak, tetapi para penjualhanya mau menjualsedikit.
Pertanyaan :
1.Berapa harga Semangka Tanpa Biji yang akhirnya akan terjadi ?
2.dari kemungkinan harga yang tercantum dalam table diatas, harga manakah yang akan berlaku di pasaran ?
Jawaban :
Setelah terjadi interaksi antara pembeli dan penjual, akhirnya akan terbentuk satu harga tertentu, yaitu harga dimana jumlah yang mau dibeli Qd sama dengan jumlah yang mau dijual Qs. Harga inilah yang disebut dengan harga pasar atau harga Keseimbangan.
ØPemahaman Tabel harga pasar semangka .
A. Untuk harga Rp. 2000/kg :
1.Apakah Harga Rp. 2000/kg dapat terjadi ? dapat ! sebab memang ada beberapa pembeli yang bersedian membayar harga setinggi itu.
2.Apakah Harga Rp. 2000/kg dapat menjadi harga yang umum berlaku ? Tidak dapat ! karena pada harga Rp. 2000/kg para penjual hanya mau menjual 13.000 kg. tetapi pada harga itu pembeli hanya mau membeli 6000 kg/minggu. Jadi ada kelebihan sebanyak 7000 kg yang tak terjual.
3.Supaya barangnya laku , maka akan ada penjual yang menurunkan harga danmenjual barangnya dengan harga yang lebih rendah dari yang lain. Sehingga harga Rp. 2000/kg tidak akan berlaku menjadi harga umum dipasaran.
( pada situasi seperti ini dengan istilah Tehnis “ Buyer Market “ pasar dikuasai oleh para pembeli. Pembeli dipihak yang kuat, penjual dipihak yang lemah. Situasi ini menguntungkan pembeli.
B. Untuk harga Rp. 2000/kg :
1.Apakah Harga Rp. 400/kg dapat menjadi harga yang umum berlaku ? Tidak dapat ! karena pada harga Rp. 400/kg para pembeli hanya mau membeli sebanyak11.000 kg per minggu (Qd = 11.000). tetapi para penjual hanya menyediakan 6000 kg/minggu (Qs = 6.000). Jadi ada kekurangan persediaan (supply) ssebanyak 5000 kg/minggu.
2.Dalam situsi ini jelas ada konsumen yang tidak mendapatkan semangka tanpa biji sebanyak yang diinginkan. Maka tentu ada pembeli yang berani membeli dengan harga yang lebih tinggi.
3.Oleh karena itu Harga Rp. 400/kg tidak dapat menjadi harga yang umum berlaku. Dan apabila terjadi tidak akan bertahan lama.
( pada situasi ini disebut dengan “ Seller Market “ para penjuallah yang menguasai pasar, sedang pembeli pada pihak yang lemah. Karena untuk mendapatkan barang, para pembeli bersedia menaikan harga belinya.
C. Untuk Harga Rp. 1.200/kg.
1. pada harga Rp. 1.200/kg. dan hanya pada harga ini jumlah yang dibeli Qd = 8000/kg dan jumlah yang dijual Qs=8000/kg tepat sama. Tidak ada kekurangan dan tidak ada kelebihan.
2. Jadi pada harga ini semua pihak mendapat apa yang diinginkan, dan tidak ada alasan untuk menaikkan/menurunkan harga lagi. (cateris paribus)
3. Maka harga Rp. 1.200/kg. ini disebut Harga Keseimbangan (equilibrium price), yaitu harga yang menyeimbangkan permintaan dan penawaran, atau P dimana Qd = Qs.
Jadi harga keseimbangan tidak tercapai sekaligus. Biasanya terjadi kegoncangan harga di sekitar titik keseimbangan. Umumnya para produsen memerlukan waktu untuk nienyesuaikan supplynya dengan kebutuhan masyarakat. Walaupun sudah tercapai keseimbangan pada saat tertentu, tetapi situasi keseimbangan tsb. sewaktu-waktu bisa berubah lagi. Lebih-lebih harga hasil-hasil pertanian tidak begitu stabil. Jika harga suatu barang tidak stabil, maka penjelasannya baru kita cari dalam perubahan situasi, entah dan segi Supply, atau dan segi Demand, atau mungkin dan kedua-duanya sekaligus.
Perlu diingat :
1. Rumus UmumFungsiPermintaanadalah :
P = a – mQ
Misalnya : P = 80 – 0,5 Q
2. Rumus UmumFungsiPenawaranadalah :
P = a + mQ
Misalnya : P = 20 + 0,5 Q
3.Rumus UmumHarga Keseimbanganadalah :
Qs = Qd
20 + 0,5 Q = 80 – 0,5 Q
ELASTISITAS
> PENGERTIAN ELASTISITAS
Kurve permintaan dan penawaran memperlihatkan bagaimana reaksi pembeli dan penjual (dalam hal banyak-sedikitnya jumlah yang mau dibeli atau dijual) terhadap perubahan harga. Dalam masalah reaksi ini dipertanyakan lebih lanjut: berapa besarnya perubahan harga dan berapa besarnya reaksi tsb. Sehingga para para ahli ekonomi memberikan pengertian “ elastisitas permintaan dan penawaran “
ELASTISITAS PERMINTAAN
Inti pengertian permintaan adalah: hubungan antara HARGA suatu barang dengan Jumlah yang mau dibeli. Bentuk kurve permintaan yang turun ke kanan menunjukkan hagaimana reaksi jumlah yang mau dibeli terhadap perubahan harga: kalau P naik, Qd Iislru berkurang, sedang kalau P turun, Qd justru bertambah.
Tetapi reaksi konsumen tidak mesti sama untuk pelbagai macam barang. Untuk heherapa macam barang para konsumen sangat peka terhadap perubahan harga, artinya:
1witihahan harga yang kecil saja sudah menyebabkan jumlah yang mau dibeli berkurang hanyak. Tetapi ada juga barang di mana konsumen hampir tidak peka terhadap pertihahan harga: biarpun harga naik, jumlah yang dibeli hampir tidak berkurang. Untuk iiicnyatakan peka-tidaknya jumlah yang mau dibeli terhadap perubahan harga dipergunakan istilah elastisitas, tepatnya elastisitas harga (price elasticity of demand).
PENGERTIAN DAN RUMUS ELASTISITAS PERMINTAAN
Ealastisitas (harga) menunjukkan bagaimana reaksi pembeli (dalam hal jumlah yang mau dibeli) bila ada peruhahan harga, atau: peka-tidaknya jumluh yang man dibeli terhadap perubahan harga. Maka agar dapat dibandingkan dua-duanya dinyatakan dalam %
ØJika konsumen peka terhadap perubahan harga suatu barang, permintaan akan barang itu disebut ELASTIS.
Artinya: perubahan harga yang kecil menyebabkan perubahan yang relatif (lebih) hesar dalam jumlah yang diminta. Misalnya harga naik dengan 10%. Akibatnya jumlah barang yang mau dibeli berkurang dengan % yang lebih besar, misalnya 20%
ØJika konsumen kurang peka terhadap perubahan harga suatu barang tertentu, permintaan akan barang itu disebut INELASTIS.
Artinya: meskipun kenaikan harga (relatif) cukup besar. namun jumlah yang mau diheli hampir tidak berkurang; sedang kalau harga barang turun, jumlah yang diminta hampir tidak bertamhah.
Misalnya harga turun 10% menyebabkan pertambahan dalam jumlah yang diminta relatif lebih kecil, misalnya hanya 5%. Hal mi terutama terjadi pada barang-barang kehutuhan hidup pokok seperti beras, garam, dli.
Rumus elastisitas permintaan
Elaslisitas permintaan dapat diukur dan dinyatakan dalam suatu angka yang di%chiII koelisien elastisitas. Besar-kecilnya koefisien elastisitas permintaan dapat diIiiliiiig dengan hantuan suatu rumus yang sederhana.
Rumus umum untuk elastisitas permintaan adalah sbb:
Dibawah ini contoh perhitungan koefisien elastisitas permintaan.
Sebagai contoh kita perbandingkan permintaan akan dua macam barang, yaitu obat nyamuk dan teh hungkus.
Untuk mcmpermudah pcrbandingannya, kedua barang tersehut digambarkan kurve permintaannya dalam satu grafik.. Kemudian kita hitung elastisitas pcrinintaan,misalnya apa yang terjadi dengan jumlah yang diminta (Qd) kalau harga naik dariRp 200,- menjadi Rp 300,-. Perhatikan cara kerjanya!


SISTEM HARGA
Dalam kehidupan ekonorni modern harga-harga memainkan peranan yang amat penting, justru karena produsen dan konsumen (termasuk dunia perbankan, pedagang ckspor-impor dan pemerintah sendiri) bertindak atas dasar pertimbangan dan perbandingan harga.
a.NILAI DAN HARGA
Para ahli filsafat telah memikirkan persoalan harga dan nilai. Karena pada waktu itu uang helum begitu berperanan, yang diutamakan adalah pengertian Nilai barang.
ARISTOTELES (384-322 seb.M.) pada tahun 300 sebelum Masehi telah membahas masalah ini, Menurut Aristoteles suatu barang mempunyai nilai karena berguna untuk yang memilikinya (= Nilai pakai), atau karena barang tsb. dapat dipertukarkan dengan barang lain (= Nilai tukar). Jenis-jenis nilai mi masih dapat dibedakan obyektif dan subyektif.
Nilai pakal (Value in use atau Utility) adalah kemampuan suatu barang untuk dapat memenuhi suatu kebutuhan manusia.
1.Nilai pakai obyektif = kemampuan atau sifat barang untuk dapat memenuhi suatu kebutuhan manusia, jadi kegunaan atau faedah barang.
2.Nilai pakai subyektif = penilaian yang diberikan seseorang terhadap suatu barang karena kemampuan barang tsb. dalam memenuhi kebutuhannya. Pcnilaian subyektif mi dapat sangat berbeda-beda menurut situasi dan kondisi, seperti mendesaknya kebutuhan seseorang dan jumlah barang yang tersedia.
Nilai tukar (Value in exchange) adalah kemampuan suatu barang untuk dilukarkan dengan barang lain di pasar.
a.Nilai tukar obyektif = kemampuan suatu barang untuk dipertukarkan dengan barang lain.
b.Nilai tukar subyektif = penilaian yang diberikan seseorang bila barang tsb. akan ditukarnya dengan barang lain.
Harga suatu barang adalah nilai (tukar) barang tsb. dinyatakan atau diukur dengan uang. Jadi antara nilai dan harga tidak sama: Nilai (tukar) suatu barang diukur dengan membandingkannya dengan barang lain. Sedang harga diukur dengan uang. Nilai suatu barang adalah dasar untuk penentuan harga barang tsb.
Pada abad pertengahan masalah harga terutama disoroti dan segi moral baik-buruk, halal dan haram. Yang dipersoalkan adalah apakah harga suatu barang itu “adil” (wajar/pantas = just price). Karena harga yang diminta oleh produsen penjual barang tertentu ikut mempengaruhi kesejahteraan pembeli atau masyarakat, perlu dijaga jangan sampai orang mencari keuntungan dengan memeras sesamanya yang miskin. Hal ini khususnya berlaku untuk pinjam-meminjam uang dengan bunga yang tinggi.
Sementara itu kaum klasik mempersoalkan faktor apa yang penentuan tinggi rendahnya harga suatu barang Meskipun jelas bagi mereka bahwa suatu barang tidak akan diproduksikan kalau barang tsb. tidak berguna bagi konsumen, tetapi perhatian mereka dipusatkan pada segi biaya produksi.
Biaya produksi sebagai dasar harga dan nilai: Teori nilai obyektif
ADAM SMITH (1723-1790) menegaskan bahwa nilai (= nilai tukar atau harga) suatu barang diteniukan oleh biaya produksinya. Dalam masyarakat yang masih sangat sederhana, nilai tukar atau harga suatu harang terutama ditentukan oleh banyak-sedikitnya kerja manusia yang telah dicurahkan untuk menghasilkan barang tsb. Tetapi dalam masyarakat yang sudah lebih maju, biaya-biayaproduksi lain harus ikut diperhitungkan pula, yaitu upah tenaga kerja, biaya bahan-hahan. sewa tanah. bunga modal dan laba pengusaha.
DAVID RICARDO (1772-1823) membatasi biaya produksi hanya pada tenaga kerja nianusia saja. Jadi harga suatu harang tergantung dan banyak-sedikitnyakerja manusia yang telah dicurahkan dalarn produksi barang tsb. Ia membedakan antara barang seni dan barang biasa. Nilai harang seni memang ditentukan oleh banyaknya pengaguran barang seni tsb.: makin banyak penggernarnya, makin tinggi nilai dan harganya, karena harang seni tidak dapat diperbanyak. Lain halnya dengan barang biasa yang dapat diproduksi dalarnjumlah yang banyak. Teorinya dikenal dengan nama teori nilai kerja.
Contoh:
Andaikan kita dapat mengukur berapa jumlah jam kerja yang diperlukan untuk produksi agung, beras dan pakaian (kain ). Angka—angka di hawah mi hanya sebagai misal saja:
Produk Jumlah jam kerja yg diperlukan
Jagung (kg) 20
Beras (kg) 10
Kain (meter) 80
Menurut teori ini, jagung dan beras akan dipertukarkan dengan perbandingan 2 kg jagung untuk 1 kg beras. Satu meter kain dapat dijual dengan “harga” 4kg jagung atau 2kg beras. Satu kg beras cukup untuk membayar ½meter kain. Satu kg jagung dapat ditukar dengan ½ kg beras atau 74 meter kain.
Cara berpikir seperti ini memang masuk di akal pada jaman itu. Karena pada waktu itu tenaga kerja adalah faktor produksi yang utama, peralatan produksi masih serba primitif. dan kehutuhan masyarakat rnasih terbatas pada kebutuhan dasar sandang, pangan dan papan. Lagi pula penggunaan baang masih sangat terhatas. Dalam keadaan seperti itu barang-barang dipertukarkan dengan harga sesuai dengan biaya produksinya.
KARL MARX (1818-1883) mengambil alih teori Ricardo tsh., tetapi lebih diperseinpitlagi. Menurut Marx tenaga kerja merupakan satu-satunya sumher nilai. Nilai dan harga setiap barang ditentukan oleh jumlah kerja (rata-rata) yang telah dicurahkan dalam proses produksinya. Dan itu Marx menarik kesimpulan, hahwa laba (selisih antara harga jual suatu barang dan biaya produksinya, atau yang disebutnya “nilai lebih”)
HENRY CAREY (1793-1879) memperbaiki teori nilai biaya produksi dengan mtnunjukkan hahwa yang penting sebenarnya bukan biaya-biaya yang telah dikeluarkati (= harga histonis). melainkan biaya-biaya yang penlu untuk rnenghasilkan kembali harang yang sama (= biaya reproduksi).
Teori-teori di atas dikenal dengan nama teori nilai obyektif.
Kelemahan teori tsb adalah bahwa hendak menjelaskan terjadinya nilai dan dari satu segi saja, yaitu dan segi biaya produksi atau dan segi produsen saja.
Memang, biaya produksi itu penting dalam penentuan harga jual oleh produsen. tetapi nilai dan harga tidak hanya tergantung dan produsen saja! Sebenarnya mereka pun tahu bahwa kehutuhan dan selera konsumen pentingjuga. Kalau begitu. mengapa mereka membatasi hanya pada segi hiaya saja. Sementara itusegi kegunaan barang sama sekali diabaikan.

sumber :  http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-sim/modul-pe-mikro/